Filipina, suarabali.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan bahwa Rusia akan menyumbangkan perangkat keras pertahanan untuk mendukung pertarungan militer melawan milisi pro ISIS, yang Duterte katakan dapat berkumpul kembali dan menyerang “di mana saja dan kapan saja.”
Duterte mengatakan bahwa Rusia akan menyediakan sekitar 5.000 senapan serbu dalam sebuah kesepakatan yang akan ditandatangani bulan ini, dan militer Filipina tidak lagi harus menggunakan senjata bekas.
“Kami akan memiliki Kalashnikov,” katanya dalam sebuah pidato di tentara, menambahkan bahwa Rusia ingin merahasiakan donasi tersebut.
Hadiah Moskow akan mengikuti sumbangan dari Cina atas lebih dari 6.000 senapan serbu dan 100 senapan sniper, di antara hasil usaha Duterte untuk membentuk kemitraan dengan dua kekuatan penghasil senjata yang merupakan saingannya ke Amerika Serikat.
Amerika Serikat telah berpuluh-puluh tahun menjadi sekutu perjanjian pertahanan Filipina dan sumber dan perangkat keras dan pelatihan terbesarnya, menyediakan sekitar $ 1 miliar peralatan sejak tahun 2000. Duterte tidak merahasiakan permusuhannya terhadap Washington dan penghinaannya terhadap aliansi militer AS.
Duterte kesal dengan AS yang memberikan bantuan tapi mulutnya terlalu bawel menuntut banyak. Senjata dari AS pun kebanyakan barang bekas sudah tua. Wajar kemudian Filipina mencari bantuan kepada Rusia dan Cina yang rela membantu dan tidak terlalu cerewet mendikte mau mereka.
Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan kepada Reuters bahwa senjata Rusia akan tiba akhir bulan ini ketika menteri pertahanan Rusia menghadiri sebuah pertemuan regional. Senapan tersebut akan disertai dengan jutaan butir munisi dan puluhan truk tentara.
Lima kapal perang Rusia dijadwalkan mengunjungi Manila untuk mengirimkan peralatan tersebut, kata pejabat tersebut. Empat diantaranya telah mengunjungi negara ini tahun ini, dalam dua kunjungan terpisah.
Duterte mengatakan bahwa militer harus diperlengkapi dengan baik untuk menangani loyalis ISIS yang telah membentuk pijakan berbahaya di Mindanao di selatan.
“Mereka tidak akan hilang, mereka akan berkumpul kembali dimana saja dan dimana saja,” kata Duterte. (Hsg)