Denpasar, suarabali.com – Seluruh Kabid Humas dari Polda di seluruh Indonesia saat ini sedang kumpul di Bali untuk membahas Diseminasi Informasi Penanganan Pencari Suaka dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Humas Polri, yang digelar di Ballroom Ramada Bintang Bali Resort, Kuta, Badung mulai Kamis (2/11) kemarin.
Acara ini terselenggara atas kerjasama Divisi Humas Polri dengan IOM (International Organization for Migration). IOM merupakan organisasi antar pemerintah yang khusus menangani masalah migrasi.
Peserta Rakornas adalah seluruh Kabid Humas se-Indonesia, termasuk Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Hengky Widjajam Seluruh rangkaian kegiatan akan berlangsung dari tanggal 2 sampai dengan 3 November 2017.
Selama dua hari itu, para peserta akan disajikan materi oleh narasumber yang diundang dan didatangkan secara khusus oleh pihak panitia penyelenggara.
“Banyak materi yang diberikan, yang membuat para Kabid Humas mengetahui banyak soal suaka,” ujar Kabid Humas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja.
Materi gambaran umum tentang penanganan pencari suaka dan pengungsi diberikan oleh Chairul Anwar dari Deputi V Bidkor Kamtibmas Kemenko Polhukam.
Dari Komunikolog, Dr. Rosa memaparkan tentang materi penguatan fungsi kehumasan melalui waspada cyber troops. Selanjutnya, Kombes Pol. Slamet Pribadi memaparkan tentang materi public speaking dan Rustika Herlambang menyajikan materi tentang Intelijen Media Monitoring (IMM). Terakhir, Brigjen Pol. Rikwanto juga turut memberikan paparan terkait tugas pokoknya selaku Karo Penmas Divisi Humas Polri.
Karo PID Humas Polri, Brigjen Pol. Adnas didampingi George Gigauri selaku Deputy Chief of Mission IOM membuka secara resmi Rakornas tersebut. Rencananya Kapolda Bali, Irjen Pol. Petrus Reinhard Golose akan hadir dalam acara pembukaan Rakornas tersebut. Namun, karena ada acara yang sangat penting dan tidak bisa ditinggalkan, Kapolda Bali diwakilkan oleh Irwasda Polda Bali, Kombes Pol. Suradiyana.
Dalam sambutannya Brigjen Pol Adnas mengatakan, diseminasi adalah suatu proses penyampaian informasi dengan target tertentu. Informasi yang disampaikan harus berinovasi dan terarah, sehingga mudah dipahami, disadari dan dimanfaatkan oleh penerima informasi.
“Pencari suaka atau pengungsi merupakan suatu persoalan yang akan selalu ada dalam perkembangan peradaban manusia. Karena persoalan pengungsi berlatar belakang naluriah manusia untuk mencari kehidupan yang lebih baik, baik dari aspek ekonomi, politik, keamanan dan sebagainya,” ucapnya. Jenderal bintang satu ini menjelaskan bahwa secara geografis, Indonesia terletak pada posisi silang dunia, sehingga menjadi tempat yang sangat strategis untuk transit para pengungsi, terutama pengungsi atau imigran gelap.
Belum di akomodirnya permintaan perlindungan para pencari suaka adalah salah satu penyebab mengapa penanganannya belum sesuai standar internasional. Untuk itu, penanganan pencari suaka dan pengungsi yang ada di wilayah Indonesia harus dilakukan secara khusus.
“Kerjasama di Indonesia telah terjalin. Sikap dan langkah pemerintah sudah tepat dengan mengijinkan dan menerima secara terbuka pencari suaka masuk ke wilayah Indonesia, walaupun masih terkendala masalah penempatan,” terangnya.
Sementara George Gigauri menyampaikan terima kasih kepada Divisi Humas Polri yang sudah bersedia menyelenggarakan acara ini. Secara keseluruhan hubungan Polri dengan IOM sudah terjalin sejak September 2014.
Kerjasama tersebut berupa bantuan pelatihan teknis kepada anggota Polri, yang sudah diperpanjang sampai tahun 2020 mendatang.
“Kami juga bekerjasama dengan SDM Polri dalam rangka menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas kepada Polwan. Target pelatihan yang sudah dimulai sejak bulan Januari 2014 ini, yaitu melatih 7 ribu Polwan. Nantinya, setiap Polsek di seluruh Indonesia akan ditempatkan dua Polwan,” ujar George Gigauri. (Ade)