Denpasar, suarabali.com – Gubernur Bali, Made Mangku Pastika ternyata pernah didatangi oleh beberapa tokoh Hindu dunia dari berbagai negara itu dengan tujuan kedatangan para tokoh Hindu dunia ini adalah meminta Pastika untuk menerima jabatan sebagai ‘Presiden World Hindu Parisad’ atau Presiden Parisada Hindu Dunia.
“Beberapa tokoh Hindu, pemimpin agama Hindu dari berbagai negara. Dari India, Indonesia, Tibet, dan sebagainya. Mereka meminta saya untuk menjadi Presiden Parisada Hindu Dunia. Saya belum bisa menjawab permintaan itu. Karena itu tidak gampang. Memang kelihatan sepele, tetapi itu sesungguhnya tugas yang berat. Makanya saya menyatakan agar saya berpikir-pikir terlebuh dahulu,” ujarnya di Denpasar, Jumat (3/11).
Menurut Pastika, sebelumnya tokoh yang menjadi Presiden ‘World Hindu Parisad’ biasanya adalah seorang Ida Pedanda, atau seorang pemangku. Ia masih berpikir-pikir bahwa dirinya bukan seorang pedanda atau pemangku.
“Saya masih mikir-mikir karena presiden sebelumnya adalah seorang pedanda. Sementara saya ini apa, saya bukan pedanda. Jadi saya mikir dulu, sekalipun semua menganggap saya layak,” ujarnya.
Selain itu menjadi Presiden Hindu Dunia itu harus memiliki kualitas hidup yang lebih, memiliki pandangan yang luas, memiliki dan menghidupi sisi spiritual yang berkualitas, memiliki pengetahuan yang luas tentang Hindu dan berwawasan universal dengan akar dari Hindu.
Di mata para tokoh Hindu dunia tersebut, Gubernur Bali dua periode ini memiliki sejumlah kemampuan lebih yang tidak dimiliki oleh tokoh lainnya. Sekalipun bukan seorang pedanda, berbagai pemikirannya, gagasannya, tentang Hindu dan perkembangan dunia sangat brilian.
Pastika menginginkan, Hindu harus menjadi niliai-nilai universal yang digunakan oleh seluruh bangsa dan peradaban dunia ini tanpa mereka harus memeluk agama Hindu.
Di Bali sendiri, Pastika pernah mencetak dan membagikan ribuan kitab suci agama Hindu yakni Weda dibagikan kepada seluruh pemangku, seluruh keluarga dan anak-anak muda Bali. Menurutnya, orang Hindu jarang memiliki Weda sekalipun ajaran Weda itu sudah dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ia juga pernah mengeritik pemimpin agama Hindu, para pemangku, para pemimpin upacara, yang jarang memberikan ilmu agamanya, sejarah agamanya, nilai-nilainya kepada kepada generasi muda, kepada umat Hindu yang sedang menggelar upacara.
Pastika sering membandingkan dengan agama Islam dengan menyimak kotbah Jumat di masjid, agama Protestan dan Katolik juga kerap memperhatikan ceramah pada hari Minggu di gereja dan seterusnya.
Pastika juga meminta agar generasi muda Hindu Bali harus terus mempertanyakan nilai-nilai Hindu, nilai-nilai hari raya Hindu seperti Galungan, Kuningan, Nyepi, dan sebagainya. Pemikiran seperti ini telah menarik perhatian dunia sehingga dianggap Pastika layak menjadi Presiden Hindu Dunia. (Ade)