Badung, suarabali.com – Selain berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Bali, erupsi Gunung Agung juga berimbas pada menurunnya jumlah pengunjung Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang berlokasi di Desa Ungasan, Kuta Selatan, Badung Bali.
Lucky Martaguna Advertising and Promotion Sec. Head GWK saat dikonfirmasi mengatakan bahwa penurunan kunjungan ke GWK mencapai sekitar 40 hingga 50 persen. Hal itu terjadi akibat erupsi Gunung Agung dan dampak penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Penurunan sekitar 40 sampai 50 persen itu ketika Gunung Agung erupsi pertamakali. Apalagi setelah Bandara I Gusti Ngurah ditutup selama 3 hari, kami sangat drop dan penurunannya sangat signifikan,” ujarnya.
Luky juga menyampaikan, sejak terjadi erupsi Gunung Agung, banyak tamu yang menunda kunjungannya ke GWK. Hal itu menyebabkan pendapatan GWK menurun drastis. Para turis atau pelancong yang datang ke GWK, biasanya tidak hanya untuk berfoto-foto dan menikmati suasana indahnya GWK, tapi mereka juga belanja menikmati berbagai jenis makanan yang disajikan.
“Sejak ada erupsi banyak yang cancel. Sekarang ini harusnya high season, apalagi sekarang long weekend biasanya mulai terlihat ramai tapi dengan musibah ini sangat menurun,” keluhnya.
Menurut Luky, jika hari normal rata-rata pengunjung ke GWK mencapai 3000 atau 4000 dalam seharinya. Namun jika low seasons atau dalam kunjungan sepi kunjungan paling sedikit 2500 atau 3000 orang. Namun sejak bandara ditutup jumlah kunjungan hanya mencapai 1500 orang perhari.
“Dalam tiga hari terakhir di lapangan ada kunjungan diangka 1500 perhari. Hanya tamu-tamu grup yang lewat jalur darat yang kebanyakan dari Jawa Timur, seperti Banyuwangi dan lain-lainya,” jelas Luky.
Namun, dibalik musibah Gunung Agung, menurut Luky ada juga hikmahnya. Ada beberapa wisawatan dari Eropa Timur yang berkunjung ke GWK, walaupun tak banyak. Kemungkian mereka yang tak bisa keluar dari Bali karena penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Sehingga mereka mencari tempat yang belum pernah dikunjungi seperti GWK. Karena pada umumnya GWK kebanyakan tamu domestik, atau dari Asia seperti Cina dan India.
“Ada wisatawan dari Eropa Timur berkunjung kesini, iya lumayan walau tak banyak. Ketika ditanya mereka tinggal dimana, mereka hanya bilang menunggu di bandara sampai bisa pulang ke negaranya,” ungkapnya.(Mkf/Tjg)