Amerika, suarabali.com – Sebuah investigasi oleh CNN telah menemukan bahwa para tersangka aktor Rusia tersebut diduga menggunakan game Pokemon Go augmented reality (AR) yang populer untuk menabur perselisihan dan memicu ketegangan rasial di antara orang Amerika selama pemilihan presiden AS 2016.
Kontan, laporan CNN itu disambut ejekan dari netizen dan pejabat Rusia yang mencemooh. Rusia memang selalu disalahkan. Bahkan sebuah piring jatuh di AS maka yang salah juga pasti Rusia.
Laporan tersebut menuduh bahwa halaman Tumblr yang terkait dengan kelompok hacking Rusia yang diduga mempromosikan sebuah perlombaan yang mendorong orang-orang yang terlibat dalam gerakan ‘Black Lives Matter’ (BLM) untuk bermain Pokemon Go di lokasi yang dikenal sebagai peristiwa kebrutalan polisi.
Tujuannya, menurut laporan tersebut, adalah untuk mengobarkan ketegangan rasial dikalangan penduduk kulit putih dan hitam AS.
Dalam skema yang tampaknya rumit, dan agak dibuat-buat, para pemain rupanya diminta mengubah nama karakter mereka menjadi para korban insiden tersebut.
Sebuah posting oleh ‘Eric Garner’, nama seorang pria yang meninggal setelah dimasukkan karena dicekik oleh polisi di Staten Island, New York, pada tahun 2014, bahkan mempromosikan sebuah kontes yang menawarkan pemenang kartu hadiah ‘Amazon Prime’. CNN tidak menemukan bukti siapa saja yang masuk dalam daftar kontes itu.
“Menurut logika CNN, orang Afrika Amerika membentuk identitas publik mereka dari cuma bermain Pokemon,” juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menulis di Facebook.
“Begitulah kira-kira saluran TV Amerika menjelaskan munculnya masalah rasial di Amerika modern. Orang-orang Rusia harus disalahkan lagi dan Pokemon yang kini dituding mereka kontrol.”
CNN tampaknya tertarik membuat cerita apapun yang menyoroti bahaya Rusia, Jennifer Breedon, demikian ujar seorang pengacara dengan spesialisasi dalam Hukum Internasional dan Pidana.
“Cerita itu bahkan tidak berbicara tentang pemilu AS. Faktanya, CNN telah menangis keras dari puncak bukit tentang campur tangan Rusia dalam pemilu AS sejak hari pertama,” kata Breedon.
“Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami tidak tahu faktanya, bukti dari ‘penyelidikan CNN’ ini. ”
Menuduh Rusia memaksa seseorang untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu tidak masuk akal, kata pengacara tersebut, dengan alasan bahwa orang-orang bermain game dengan kehendak bebas mereka sendiri. Setiap ketegangan rasial yang dituduh didesain oelh Rusia sudah ada di masyarakat AS, dia mencatat.
“Jadi, bagi CNN untuk menargetkan atau menyoroti hal seperti ini sebagai berita baru, yang secara khusus menyoroti elemen dari Pokemon Go dalam penyelidikan tanpa memberikan bukti apa pun, sebenarnya agak menunjukkan sedikit fakta yang mereka miliki dan seberapa besar mereka, mencoba untuk terus melukis pemilihan ini sebagai konspirasi besar Rusia.” (Hsg)