• Home
  • Indeks Berita
  • Ketentuan
  • Ketua PWI Pusat Ingatkan Media Massa Pentingnya Jaga Kebhinekaan   Jelang Pilkada 2024
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Terms of Service
Senin, 30 Juni 2025
  • Login
Suara Bali
Advertisement
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suara Bali
No Result
View All Result
Home Nasional

BNPB Pasang 6 Sirene dan 54 Rambu Peringatan Bahaya di Gunung Agung

Made Hanjarwadi by Made Hanjarwadi
September 30, 2017
in Nasional
0
BNPB Pasang 6 Sirene dan 54 Rambu Peringatan Bahaya di Gunung Agung

Petugas BNPB telah memasang sirine di enam titik di sekeliling radius berbahaya dari Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali. Sabtu (30/09/2017)/Foto: IST

0
SHARES
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WhatsApp

Karangasem, Suarabali.com –  Untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika Gunung Agung meletus, BNPB memasang sirene di enam titik di sekeliling radius berbahaya dari Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali.

Sirene ini dikenal dengan nama iRaditif (iCast Rapid Deployment Notification System) yang merupakan sirene mobile yang dapat dipindahkan dengan kendaraan. BNPB mendatangkan khusus dari Gudang Peralatan BNPB di Sentul,  Bogor ke Karangasem setelah Gunung Agung sejak status Awas.

Related posts

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Februari 28, 2025
Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Februari 28, 2025

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, bunyi sirene ini mampu menjangkau radius dua kilometer, bahkan dapat lebih jauh jika suara terbawa angin.

“Tujuan pemasangan sirene ini adalah memberikan peringatan tanda bahaya dari letusan Gunung Agung kepada masyarakat. Sirene ini hampir mirip dengan sirene tsunami, namun dapat dipindahkan. Jadi, bukan mendeteksi gunung akan meletus, tapi hanya mengabarkan bunyi sirene sebagai tanda ada bahaya,” ucapnya di Karangasem, Sabtu (30/09/2017)

Enam lokasi sirene terdapat di Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang. Mekanisme kerjanya manual.

Menurut Sutopo, sirene dibunyikan oleh petugas atau operator sirene setelah mendapat perintah dari petugas di Posko Utama Tanah Ampo Karangasem. Posko terhubung dengan Pos Pengamatan Gunung Agung yang memberikan informasi tentang bahaya letusan.

“Petugas posko didukung analisis data lainnya memberikan perintah kepada operator sirene untuk membunyikan sirene. Komunikasi dilakukan dengan radio komunikasi (HT) dan handphone. Agar terkoneksi semua jaringan komunikasi antara operator sirene, posko, dan pos pengamatan Gunung Agung maka BNPB memasang beberapa repeater dan rig untuk radio komunikasi,” imbuhnya

Sutopo juga menyampaikan, BNPB masih menyiapkan sistem pengendali otomatis untuk membunyikan sirene. Sistem pengendali otomatis ini sudah banyak dipasang pada sirene peringatan dini tsunami. Kendalanya adalah belum semua lokasi bisa dijangkau radio komunikasi.

“BNPB telah memasang rambu-rambu peringatan bahaya di 54 titik. Rambu ini adalah pemberitahuan kepada masyarakat posisinya terhadap radius berbahaya Gunung Agung. Rambu peringatan ini tertulis ‘Saat ini Anda berada di radius 9 kilometer dari puncak Gunung Agung’. Atau tulisan lainnya yang bertujuan memberikan peringatan dan himbauan kepada masyarakat,” jelasnya.

Sosialisasi kepada masyarakat, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan aparat setempat terus dilakukan agar mereka memahami bahaya dari Gunung Agung. Awan panas memiliki suhu 600 – 800 derajat celcius dengan kecepatan menuruni lereng mencapai 200 – 300 kilometer per jam. Tentu ini berbahaya bagi masyarakat jika berada di dalam radius berbahaya. Masyarakat diimbau untuk tenang. Hingga saat ini secara visual belum tampak tanda-tanda Gunung Agung meletus.(mkf)

 

Previous Post

Jumlah Pengungsi 144 Ribu Jiwa Dari 27 Desa di Kawasan Rawan Bencana

Next Post

Gubernur Perintahkan Turis di Tulemben Diungsikan

Next Post
Gubernur Perintahkan Turis di Tulemben Diungsikan

Gubernur Perintahkan Turis di Tulemben Diungsikan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

4 bulan ago
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

4 bulan ago
Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

4 bulan ago
IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

4 bulan ago
Suara Bali

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

  • Redaksi
  • Ketentuan
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In