BADUNG, SUARABALI.COM- Untuk mengatasi dampak abrasi di Pantai Nusa Dua, Kuta Selatan, Indonesia Tourism Develoment Corporation (ITDC) melakukan pemasangan struktur batu bronjong.
Pemasangan batu yang dilakukan sejak pertengan Augustus lalu ini disebut sebagai tahap pertama sebelum dilanjutkan dengan tahap revetment pantai (pemasangan geobag) dan pembangunan floating breakwater.
Kepala Divisi Operasional ITDC, I Made Pariwijaya mengatakan, pemasangan batu bronjong dilakukan dengan tiga segmen, yaitu pada sisi utara, tengah dan selatan pantai. Masing-masing segmen panjangnya kurang lebih 60 meter.
“Penggunaan material batu bronjong selain murah juga mudah didapat dan efektif untuk menahan laju gelombang. Kendalanya ketika laut sedang pasang, pengerjaan harus dihentikan sementara,” jelas Pariwijaya, ketika dikonfirmasi. Jumat (15/09/2017).
Pariwijaya menjelaskan, tahun 2012 pihak ITDC sudah melakukan revetment pantai sepanjang 150 meter dengan struktur fondasi beton dan pasangan batu karang. Saat ini, struktur tersebut masih ada meskipun sudah mulai terlihat tanda-tanda keretakan akibat kuatnya empasan dan hantaman gelombang.
“Kemudian tahun 2016 juga sudah dipasang struktur batu bronjong di sisi selatan sepanjang 35 meter. Tahapan yang sekarang adalah untuk menyambung itu,” imbuhnya.
Setelah pemasangan batu bronjong, tahap berikutnya adalah revetment pantai dengan pemasangan geobag. Pariwijaya mengatakan, pemasangan geobag akan menjadi sia-sia bila tidak dipasangi batu bronjong sebagai fondasinya.
Tahap lanjutan ini direncanakan menghabiskan anggaran Rp 6,5 miliar dan saat ini sedang dalam tahap pelelangan.
“Kemungkinan 31 Oktober sudah ditunjuk pemenang tender. Sehingga konstruksi di lapangan bisa segera dimulai,” lanjutnya.
Berikutnya, pada bulan Juli 2018 penanganan abrasi direncanakan memasuki tahap pengerjaan floating breakwater.
Tak tanggung-tanggung, ITDC mendatangkan konsultan perencanaan proyek ini dari FDN Engineering, Belanda. Bulan Oktober nanti akan masuk tahap studi dengan konsultan. Estimasi biayanya sekitar Rp 140 miliar.
“Itu (floating breakwater) nanti akan difungsikan sebagai marina. Kalau biasanya jetty ada tiang-tiang pancangnya, ini tidak; tapi terapung,” jelas Pariwijaya.
Pantai Nusa Dua atau warga sekitar menyebutnya Pantai Selagan Nusa mengalami abrasi sejak 10 tahun terakhir. Abrasi terjadi jarena hantaman dua gelombang besar yaitu gelombang dari arah timur dan tenggara.(mkf)