Amerika, suarabali.com – Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan mengizinkan pembebasan dokumen rahasia yang berkaitan dengan pembunuhan Presiden John F Kennedy, yang ditembak mati saat mengunjungi Dallas, Texas pada tahun 1963.
Sejak pembunuhan JFK, semua data dokumen soal ini disimpan rapat dan tidak boleh dibuka untuk public. Kematian JFK seolah tertutup kabut misterius, munculah gossip bahwa dia dihabisi oleh CIA.
Dokumen-dokumen tersebut akan segera diungkapkan oleh Arsip Nasional akhir bulan ini, namun ada beberapa laporan media bahwa Trump tidak menyetujui penerbitan semua arsip tersebut.
Dalam tweet yang dikirim Sabtu pagi, Trump mengindikasikan bahwa dia akan mengizinkan pembebasannya, “patuh pada penerimaan informasi lebih lanjut”. Tidak jelas apa maksudnya dengan kalimat “informasi lebih lanjut” yang dimaksud Trump.
Dengan tunduk pada informasi lebih lanjut, saya sebagai Presiden, akan membuka JFK FILES yang telah lama diblokir dan diklasifikasikan untuk dibuka.
– Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 21 Oktober 2017
Pada tahun 1992, Presiden AS George H. W. Bush menandatangani undang-undang Undang-Undang Koleksi Rekaman Pembunuhan John F Kennedy, yang meminta Arsip Nasional AS untuk menerbitkan dokumen seputar kematian Kennedy dalam waktu 25 tahun.
Namun, ada klausul pembuka dalam undang-undang yang menyatakan pengungkapan publik dapat ditunda jika mengancam “pertahanan militer, operasi intelijen, penegakan hukum, atau pelaksanaan hubungan luar negeri.”
Sebuah laporan oleh Majalah Politico, yang mengutip orang dalam administrasi Trump, menyarankan agar presiden memblokir beberapa dokumen agar tidak dibaca publik.
Seorang juru bicara pemerintah AS dilaporkan mengatakan kepada majalah itu bahwa Gedung Putih sedang bekerja “untuk memastikan jumlah maksimum data dapat dilepaskan ke publik”.
Selama kampanye pemilihan presiden tahun lalu, Trump menuduh bahwa ayah dari saingan dia kandidat presiden yakni Ted Cruz memiliki hubungan dengan pembunuh Kennedy yang diduga adalah Lee Harvey Oswald.
Tuduhan Trump tersebut berasal dari sebuah foto yang dicetak di depan majalah National Inquirer, yang konon menampilkan Rafael Cruz (ayah Ted Cruz) membagikan selebaran pro-Kuba bersama Oswald pada tahun 1963.
“Ayahnya bersama Lee Harvey Oswald pada saat itu, Anda tahu, tertembak,” Trump menuding Fox News. “Tidak ada yang mengangkatnya. Mereka bahkan tidak membicarakannya. Itu dilaporkan, dan tidak ada yang membicarakannya. ” (Hsg)