Karangasem, suarabali.com – Gunung Agung masih status awas (level 4). Jumat (8/12/2017) sekira pukul 07.59 WITA, asap tebal berwarna kelabu tampak membubung setinggi 2.100 meter di atas puncak Gunung Agung. Bahkan, petugas mencatat erupsi terjadi sebanyak tiga kali pada pagi ini.
“Ya, Gunung Agung kembali erupsi disertai embusan abu. Biasanya erupsi disertai uap air,” kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika, Jumat (8/12/2017).
Penjelasan serupa diungkapkan Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana. Menurut dia, aktivtas Gunung Agung saat ini didominasi gempa frekuensi rendah dan embusan asap.
“Secara visual kita lihat embusan asap yang disertai abu. Tapi, jumlah abunya tidak signifikan, tapi didominasi gas. Gempa vulkanik frekuensi rendah mengindikasikan adanya tekanan aliran magma menuju permukaan,” katanya.
Mengevaluasi Gunung Agung, menurut Devy, tidak bisa dilihat dari satu paramater saja. Misalnya, secara visual Gunung Agung terlihat tenang. Namun, kondisi itu tidak merefleksikan keseluruhan aktivitas gunung api.
Sebelum erupsi terjadi pada 21 November 2017, kata dia, secara visual Gunung Agung terlihat tenang. Namun, situasinya bisa berubah dalam hitungan waktu yang cepat.
“Oleh karena itu, kita harus melihat prameter lainnya. Salah satu parameter yang penting adalah kegempaan. Kalau masih terekam kegempaan vulkanik, itu artinya masih ada proses peretakan batuan di tubuh Gunung Agung akibat pergerakan magma,” jelasnya. (Dsd/Sir)