Jogjakarta, suarabali.com – Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan, akan memprioritaskan Samudera Indonesia Samudera Hindia menjadi kekuatan baru Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dilakukan karena menurutnya karena wilayah DIY itu kecil, dan tanahnya juga sangat terbatas.
Sri Sultan mengatakan hal ini disela-sela pelantikan dirinya sebagai Gubernur DIY untuk periode 2017-2022, demikian menurut pers rilis dari Setkab RI.
“Tidak mungkin lagi kita bicara sektor tanaman menjadi kekuatan baru. Sehingga kami mencoba Pantai Selatan itu bisa menjadi kekuatan baru. Jadi sesuai dengan strategi maritim kita harapkan pengembangan bahari,” kata Sultan HB X kepada wartawan usai pelantikan dirinya sebagai Gubernur DIY bersama KGPAA Paku Alam X sebagai Wakil Gubernur DIY periode 2017-2022 oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/10) sore.
Untuk membangun Pantai Selatan itu, menurut Gubernur DIY itu, tidak sekedar fasilitas untuk pendaratan kapal, pengadaan kapal. Tapi bagaimana masyarakat DIY itu itu bisa berbudaya maritim, karena memang negara kita ini memang disatukan lautan.
“Jadi budaya maritim itu yang selama ini sudah ada sebagai dasar filosofi atau budaya masyarakat di Jawa itu saya kira itu perlu dibangkitkan kembali, dihidupkan kembali, bisa menjadi kekuatan baru. Masyarakat yang egaliter itu seperti itu,” tutur Sultan HB X.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menegaskan, untuk menghidupkan kembali budaya maritim itu tidak hanya dilakukan melalui pendidikan. Ia mengingatkan, bahwa masyarakat Jawa itu masyarakat egaliter, berarti sebetulnya masyarakat maritim juga, karena masyarakat egaliter itu tidak pernah mempertanyakan asal, usul, dan agamanya.
Jadi, di dalam menopang strategi maritimnya Pemerintah Pusat yang sekarang juga bicara menyangkut masalah kebangsaan dan sebagainya, menurut Sultan HB X, kekuatan lokal itu sebetulnya sudah ada. Tinggal bagaimana di-create kembali menjadi nafas baru di dalam perubahan, tapi tetap yang dibangun masyarakat egaliter.
“Gitu ya, menghargai etnik apapun, agama apapun, tanpa mempertanyakan, membedakan sesuatu. Karena sepakatnya memang dari awal yang berbeda-beda menyatakan diri satu. Jadi sebetulnya dengan kondisi budaya setempat sudah tune-in sebetulnya,” ujar Sultan HB X
Presiden Joko Widodo melantik Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta masa jabatan Tahun 2017-2022 di Istana Negara, Selasa (10/10) sore.
Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107P Tahun 2017 tentang pengesahan pemberhentian Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta masa Jabatan 2012-2017 dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sisa masa jabatan tahun 2012-2017, dan pengesahan penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta masa jabatan tahun 2017-2022 ditetapkan pada tanggal 6 September 2017 di Jakarta. (Hsg/ Setkab RI)