DENPASAR, SUARABALI.COM – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali Dewa Made Indra menyampaikan, warga di seputaran area Gunung Agung untuk tetap mengikuti apa yang jadi arahan dan informasi dari pemerintah terkait aktivitas Gunung Agung. Hal ini mengingat sebagian warga masih meyakini akan adanya wangsit atau pawisik bilamana Gunung Agung akan meletus.
Indra juga mengingatkan, warga harus berkaca pada peristiwa tahun 1963 saat terakhir Gunung Agung meletus. Banyak warga yang masih percaya akan adanya hal mistis sehingga menimbulkan banyak korban hingga 1400 lebih korban jiwa. Selain itu, kasus Gunung Merapi Yogyakarta juga harus jadi pelajaran.
“Masih ingat saat Gunung Merapi meletus. Saat itu Mbah Maridjan sebagai juru kunci meyakini belum waktunya karena tidak ada wangsit akan meletus. Hal ini yang perlu kita ingatkan kepada warga, berdoa dan memohon pada kuasa tetap itu harus dilakukan sesuai adat dan agama yang diyakini. Namu, harus lebih mendengar apa yang jadi instruksi pemerintah,” ucapnya di Denpasar, Senin petang (18/09/2017).
Menurut Indra, sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini terkait aktivitas Gunung Agung, jangan sampai tidak diindahkan.
“Masyarakat tidak perlu panik. Saat ini masih dalam status waspada yang artinya masih sebatas pengawasan pada kawah terhadap pergerakan lava gunung,” imbaunya.
Sementara itu, berdasarkan data yang terekam oleh alat Seismograf di pos pemantau pada Senin (18/09/2017), sejak pukul 00.00 – 12.00 WITA telah terjadi sebanyak 156 kali gempa vulkanik dalam, gempa vulkanik dangkal dan empat kali gempa tektonik.(mkf)