BADUNG, SUARABALI.COM- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari level II (Waspada) ke level III (Siaga), terhitung mulai 18 September 2017 pukul 21.00 WITA. Kenaikan tersebut berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahaya yang mungkin terjadi. Kesimpulan itu diambil ditinjau dari grafik peningkatan adanya pergerakan yang meningkat sejak pukul 19.00 WITA.
Dari data yang dikirimkan, kejadian gempa terasa dengan magnitudo Md3.11 terekam pada pukul 19.02 WITA dengan skala MMI II-III di Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Agung di Desa Randang, Karangasem, Bali.
Dikatakan meningkat dari status Waspada menjadi Siaga, terhitung dari data instrumental pasca kenaikan status ke Level II (Waspada) pada 14 September 2017 hingga 18 September 2017 pukul 20:00 WITA, terekam dua kali gempa Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 480 detik.
Ditambah lagi, 18 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2 – 10 mm dan lama gempa 7 – 40 detik; 355 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2 – 10 mm, S-P 0.9 – 2.5 detik dan lama gempa 5 – 38 detik; sembilan kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 6 – 8 mm, S-P 4.5 – 8 detik dan lama gempa 32 – 44 detik; tiga kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7 – 8 mm, S-P 12 – 16 detik dan lama gempa 47 – 71 detik. Bahkan, sejak pujul 20.00 WITA telah terjadi empat kali gempa terasa yang berpusat di sekitar Gunung Agung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mengatakan, berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental, aktivitas Gunung Agung teramati semakin meningkat dari kondisi Level II (Waspada) dengan terekamnya kegempaan-kegempaan vulkanik yang mengindikasikan aktivitas vulkanik Gunung Agung saat ini dalam keadaan tidak stabil sehingga probabilitas untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat.
“Sejauh ini situasi masih terpantau aman, tapi tetap kita harapkan masyarakat agar mengikuti apa yang jadi arahan pemerintah untuk penanggulangan bencana. Jangan panik itu saja, terpantau seperti yang dilaporkan sudah meningkat jadi Siaga dari status Waspada dibLevel II,” imbau Dewa Made Indra, Senin malam (18/09/2017).
Dengan kondisi aktivitas seperti saat ini maka jika terjadi letusan, potensi bahayanya diperkirakan utamanya berada di area tubuh Gunung Agung yang berada di lereng utara, tenggara, dan selatan.
Sedangkan, ancaman bahaya secara langsung berada di daerah utara Gunung Agung terutama di daerah aliran sungai Tukad Tulamben, Tukad Daya, Tukad Celagi yang berhulu di area bukaan kawah, Sungai Tukad Bumbung di Tenggara, Pati, Tukad Panglan, dan Tukad Jabah di Selatan Gunung Agung berpotensi terhadap bahaya aliran piroklastik dan lahar.(mkf)