Karangasem, suarabali.com – Evakuasi warga dan ternak dari kawasan rawan bencana (KRB) terus dilakukan petugas. Koordinator lapangan Tim SAR dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bali Made Adnyana menjelaskan, pihaknya bersama puluhan personil gabungan melakukan evakuasi warga dari Kecamatan Rendang Karangasem.
“Ternyata masih ada warga yang tidak mau mengungsi. Mereka selalu membandingkan letusan tahun 1963 lalu. Padahal kita selalu memberikan penjelasan bahwa daerah yang mereka tinggal itu masuk zona merah. Dan harus ditinggalkan. Alasannya masih klasik, katanya belum meletus, tidak berbahaya, atau alasan ekonomi seperti ternak, tanaman pertanian dan sebagainya,” ujarnya, Sabtu (2/3).
Padahal, beberap desa di Kecamatan Rendang seperti Sebudi, Sorga, Pempatan adalah desa yang masuk dalam zona merah. Namun masih ada saja warga tidak mau mengungsi.
Evakuasi dilakukan dengan menggunakan truk Basarnas dan bebebrapa kendaraan lainnya. Para pengungsi dievakuasi ke tempat yang lebih aman yakni ke posko pengungsian terdekat walau masih di Kecamatan Rendang tetapi jaraknya lebih dari 20 kilometer dari lereng Gunung Agung.
Posko pengungsian yang ditempati merupakan zona aman dari terjangan lahar dan abu vulkanik. Selain warga, hewan ternak seperti kambing, babi, sapi, juga dievakuasi petugas ke tempat penampungan yang lebih aman.
“Kita keluarkan hewan ternak juga dari perkampungan, agar warga tidak kembali ke rumah hanya karena alasan ternak dan kebun dan sebagainya,” ujarnya.
Kepala Pudalops PB Bali I Gede Jaya Serataberana menjelaskan, seluruh tim baik dari BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten dan kota, Polri, TNI, Tagana dan seluruh elemen lainnya sedang berupaya untuk memberikan penjelasan kepada warga untuk menyingkir dari zona bahaya.
“Kita harus akui, evakuasi warga dan ternak tidak hanya terjadi Kecamatan Rendang saja tetapi hampir di semua desa yang masuk zona merah bahaya letusan. Saat ini semua desa KRB 3 masih ada warga yang datang, kembali ke rumahnya. Kita terus melakukan pendekatan agar mereka mengungsi. Bila kondisi sudah emergensi, maka kita akan melakukan upaya paksa nantinya,” ujarnya.
Ia mengakui, jumlahnya memang tidak banyak tetapi masih ada saja warga yang kembali ke rumahnya. “Kami mendapatkan penjelasan dari PVMBG. Bahwa Gunung Agung masih berstatus awas atau level tertinggi. Dan sewaktu-waktu bisa saja meletus.
Makanya informasi ini terus kita sosialisasikan kepada warga agar selalu waspada,” ujarnya.
Menurutnya, evakuasi yang dilakukan oleh tim SAR di Kecamatan Rendang hanyalah salah satu contoh saja, karenan di tempat lain juga petugas melakukan hal yang sama. Evakuasi dilakukan bukan hanya orang, tetapi hewan ternak juga dievauasi.(Ade/Tjg)