DENPASAR, suarabali.co.id – Pemerintah Provinsi Bali terus mengakselerasi pemerataan ekonomi antara wilayah utara dan selatan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kepala Bappeda Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra, menyatakan bahwa transformasi ekonomi Bali dalam RPJMD 2018 telah diarahkan untuk menciptakan pusat ekonomi baru di luar wilayah selatan. Sejumlah langkah telah dilakukan, termasuk pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan di kawasan Nusa Penida dan jalan pintas menuju Singaraja.
Selain itu, ikon pariwisata baru, Turyapada Tower di Kabupaten Buleleng, juga telah rampung untuk mendukung pengembangan ekonomi dan UMKM di wilayah tengah Bali.
Namun, pemerataan ekonomi dinilai belum optimal karena keterbatasan anggaran. APBD Bali sebesar Rp30 triliun jauh lebih kecil dibandingkan provinsi seperti Jakarta yang mencapai Rp88 triliun.
Kurangnya pemerataan ekonomi masih menyebabkan kemiskinan, khususnya di wilayah Klungkung, Karangasem, dan Buleleng. Meskipun angka kemiskinan di Bali adalah yang terendah secara nasional, jumlah penduduk miskin per Maret 2024 masih mencapai 184 ribu orang atau sekitar 4 persen dari populasi.