Sanur, suarabali.com – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara Hizbullah mengatakan kinerja perbankan di Bali hingga September 2017 masih tumbuh positif. Indikasi ini tercermin dari total aset bank yang mencapai Rp 122,2 trilliun. Sedangkan pertumbuhan aset perbankan mencapai 10,26% atau lebih tinggi dari periode sebelumnya. September 2016, yang tumbuh 7,58%.
Secara khusus, kinerja industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Bali tergolong cukup baik, meskipun menurun dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Hizbullah dalam acara Evaluasi Kinerja BPR dan BPRS se-Provinsi Bali Tahun 2017 dan Pemaparan Outlook Ekonomi Tahun 2018 di Agung Room Hotel Inna Bali Beach, Sanur, Rabu (6/12/2017).
Hizbullah memaparkan, total aset BPR di Bali hingga September 2017 tercatat sebesar Rp 13,8 triliun dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8,87%. “Pencapaian kinerja BPR masih banyak menghadapi tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama,” ujarnya.
Selain faktor permodalan, Hizbullah mengurai, BPR juga menghadapi tantangan kinerja perkreditan BPR yang diproyeksi menurun akibat erupsi Gunung Agung serta peningkatan SDM, baik pegawai maupun pengurus BPR, yang perlu dilakukan secara berkesinambungan.
Selain itu, tantangan BPR kedepan juga tak kalah berat menyusul berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Untuk itu, Hizbullah mengajak seluruh pengurus BPR optimistis menyambut era MEA di sektor perbankan tahun 2020.
Caranya, kata dia, melalui penguatan permodalan, peningkatan kulaitas SDM, penerapan tatakelola yang baik dan manajeman risiko yang memadai.
OJK Regional 8 Bali Nusa Tenggara mengawasi sekitar 179 BPR. Sebanyak 136 BPR terletak di Provinsi Bali, 32 BPR di NTB, dan 11 BPR di NTT. (Sir)