Denpasar, suarabali.com – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) mengatakan banyak napi narkoba di Indonesia yang betah tinggal di penjara ketimbang keluar dari penjara.
“Saya mengamati dan mendapatkan laporan, banyak napi kasus narkoba di Indonesia yang tidak mau keluar dari Lapas. Mereka lebih betah tinggal di penjara, karena merasa lebih nyaman dan terjamin. Umumnya mereka berasal dari keluarga ekonomi yang baik. Makanya, ketika keluarganya datang menjenguk, mereka membawa uang yang banyak untuk membeli narkoba,” ujar Buwas di Denpasar, Kamis malam (14/12/2017).
Menurut Buwas, informasi yang menyatakan banyak bisnis narkoba di Lapas bukan isapan jempol. Di dalam Lapas memang sudah masuk narkoba baik, yang melibatkan petugas maupun penyelundupan sendiri dengan modus yang rapi.
Menurut mantan Kabareskrim ini, perdagangan narkoba di penjara bukan hal yang baru. Hal ini sangat beralasan, karena penghuni Lapas di Indonesia didominasi napi narkoba.
“Data menunjukkan, 70 persen penghuni Lapas di Indonesia merupakan napi kasus narkoba. Mulai dari bandar, pengedar, kurir, produsen, hingga pemakai. Sisanya, napi kriminal umum, koruptor, dan terorisme,” ujarnya.
Lantaran didominasi napi narkoba, dengan sendirinya berpotensi terjadi kesepakatan-kesepakatan, kolusi-kolusi untuk memasukkan narkoba dan sebagainya. Peredaran narkoba di Lapas bukan isu baru. Banyak bukti dan kesaksian yang menyebutkan jika Lapas menjadi tempat peredaran yang aman dan nyaman jika petugasnya tidak ada komitmen untuk memberantas narkoba.
Para pecandu yang sudah lama juga tidak akan pernah bisa bertobat sekalipun direhabilitasi. Memasukkan para pecandu ke dalam penjara, itu sama dengan memasukkan para pecandu ke lembah narkoba yang lebih menyakitkan.
Buwas menyebut contohnya aktor senior Roy Marten. Menurut Buwas, Roy Marten pernah berkata jujur di hadapannya. Roy Marten mengaku kapan saja ingin mengonsumisi narkoba, maka dia akan cari.
“Dia berkata terus terang kepada saya. Dia bilang, silakan ikuti saya, silakan tangkap saya. Karena suatu saat, saya pasti konsumsi lagi. Ini sudah di luar kehendak dirinya,” ujarnya. (Ade/Sir)