Korea Selatan, suarabali.com – Mall biasanya dibangun dari susunan tembok beton. Kali ini di Seoul beda, mereka memanfaatkan peti kemas bekas dan disulap menjadi mall terbesar didunia memakai container. Hemat biaya, dan mendaur ulang barang lama.
Jika Anda seorang shopaholic atau penggemar arsitektur keren, apabila pernah di Seoul, jangan lewatkan salah satu mal perbelanjaan terbarunya.
Ibukota Korea ini baru saja menyelesaikan Common Ground, pusat perbelanjaan terbesar di dunia yang terbuat dari kontainer pengiriman.
Dirancang oleh perusahaan lokal Urbantainer, mal pop-up seluas 5.300 meter persegi dibangun dari 200 kontainer modular besar dan dapat dengan mudah dimodifikasi, dipindahkan, atau dibongkar seperlunya.
Terletak di Distrik Gwangjin, Seoul, sebuah proyek eksperimental yang berusaha merevitalisasi sebagian lahan yang tidak terpakai di tengah ibu kota. Penggunaan kontainer pengiriman prefabrikasi menurunkan biaya konstruksi dan mengurangi waktu konstruksi menjadi hanya lima bulan.
Setiap kontainer dicat dengan warna biru cerah dan ditumpuk bersama menjadi struktur tiga lantai yang membagi jarak menjadi dua ruang utama yakni Market Hall dan Street Market. Tangki bertumpuk tersebut memiliki bingkai tengah yang menampung pasar akhir pekan, pameran, dan pertunjukan.
“Street Market menarik inspirasi dari pasar gang dan membuat tekstur wadah tetap utuh sebanyak mungkin,” tulis Urbantainer. “Market Hall mengkapitalisasi trusses dengan fungsi arsitektur yang kuat dan berfungsi sebagai pengingat akan perasaan pasar. Pada bagian ini, vertikalitas modul kontainer ditumpuk dan bingkai antar kontainer ditekankan.”
Sesuai dengan bentuknya yang tidak biasa, Common Ground menjadi tuan rumah bagi perancang baru, toko berukuran menengah, dan toko editorial, bukan merek mainstream besar. 200 kontainer pengiriman rumah berisi tujuh puluh toko, dua puluh restoran, dan teras atap lantai tiga. (Hsg)