Cina, suarabali.com – Ada ungkapan klasik dalam dunia dagang yang mengatakan: “Jangan biarkan dia makan kue sendirian, kita harus ikutan membuat hal yang sama supaya kue itu tidak dimakan dia semua, kami harus gerogotin kue itu”. Tampaknya hal ini juga berlaku di Cina.
Alibaba, perusahaan e-commerce terbesar dan terkuat di Cina saat ini mempunyai satu pesaing baru yang keluar bernama: JD Com.
Perusahaan e-commerce terbesar kedua muncul di Cina menunjukkan bahwa Alibaba memiliki persaingan yang serius.
JD.com, muncul sebagai pesaing kerajaan e-commerce Alibaba di Cina, baru saja mengungkapkan angka hasil penjualan dihari ‘Single Day’ kemarin untuk pertama kalinya. Sementara mereka belum meraup uang setinggi Alibaba’s 163,8 miliar RMB ($ 25,3 miliar), perusahaan tersebut melakukan proses yang mengesankan menggaruk keuntungan 127,1 miliar RMB atau setara menghasilkan sekitar $ 19,14 miliar.
Total volume transaksi di JD untuk periode hari libur nasional akhir pekan kemarin di #SinglesDay: RMB 127,1 miliar $ JD #China #ecommerce pic.twitter.com/j1HKuXbqsB
– JD.com (@JD_Corporate) 11 November 2017
Tidak ada perbandingan langsung head to head antara keduanya, namun angka tersebut merupakan hasil di atas penjualan tahun 2016 dimana keuntungan Alibaba senilai RMB 120,7 miliar. Angka tersebut juga lebih tinggi dari $ 17,6 miliar yang didapat JD.com untuk kemarin, walaupun angka tersebut diraih selama 18 hari penjualan dan bukan hanya satu hari tunggal.
JD.com menegaskan kepada publik Cina dengan pengumuman keuntungan itu, hal itu mengingatkan bahwa perusahaan ini memang penantang yang paling dekat dengan Alibaba.
Pada pasar konsumen e-commerce, iResearch menempatkan jangkauan JD.com sekitar 25 persen, sementara Alibaba dikatakan memiliki lebih dari 55 persen.
Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa Alibaba mengoperasikan pendekatan pasar dengan bisnis e-commercenya, sementara JD.com memilih pendekatan vertikal sama plek seperti Amazon terhadap penjualan.
Selain it, juga ada perbedaan ukuran. Alibaba duduk di New York Stock Exchange dengan harga pasar $ 477 miliar. Sedangkan JD.com, sementara itu, terdaftar di NASDAQ dan bernilai sekitar $ 57 miliar. Masih mengesankan, pasti, tapi lebih kecil dari Alibaba.
Meskipun demikian, CEO Alibaba, Jack Ma sudah melihat potensi saingan sejak dini.
Informasi tersebut melaporkan minggu ini bahwa pada tahun 2011, Ma menginginkan pendiri JD.com Richard Liu membuka sebuah toko di platform Alibaba untuk menghindari potensi persaingan langsung. Liu menolak tawaran tersebut telah membuat perusahaannya sendiri. (Hsg)