Karangasem, suarabali.com – Perayaan hari raya Galungan kali ini sungguh berbeda bagi pengungsi yang ada diwilayah Karangasem, Bali. Mereka terpaksa merayakan Galungan jauh dari kampung halaman mereka.
Pengungsi Gunung Agung di beberapa titik yang tersebar di Kabupaten Karangasem, Bali menjalankan persembahyangan pada Hari Suci Galungan, peringatan kemenangan dharma (kebaikan) melawan kejahatan (adharma).
Persembahyangan dilakukan masing-masing di pura keluarganya, dan beberapa pura lainnya. Ada diantara pengungsi yang memang pulang untuk merayakan, dan ada yang masih takut memilih tetap di pengungsian.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika sehari sebelumnya telah menyatakan untuk pengungsi yang berada di zona merah dipersilahkan pulang kembali ke desa masing-masing untuk melaksanakan upacara sembahyang Galungan.
Sementara itu, Pura Besakih tampak dipadati oleh umat yang melakukan persembahyangan Galungan. Mereka memadati area pura dan melakukan ibadah didalam pura. Sekalipun tidak seramai dihari normal, tampaknya erupsi Gunung Agung tidak menyurutkan suasana persembahyangan hari raya Galungan disana.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM telah menurunkan status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga).
Sebanyak enam desa yakni Jungutan, Ban, Sebudi, Dukuh, Buwana Giri dan Besakih masuk dalam kawasan rawan bencana radius enam kilometer dan perluasan 7,5 kilometer. (Hsg)