Kuta, suarabali.com – Perayaan “hari para hantu dan arwah gentayangan sedunia” malam ini (30/10) digelar dengan meriah di Laba-Laba Hibachi bar, Kuta.
Gelar acara hari Halloween menyulap seisi bar dan awaknya memakai kostum hantu bernuansa seram, aroma mistik yang nampak kental. Seluruh crew bar muncul dengan dandanan ala hantu.
Jenis ‘hantu internasional’ seperti dracula, vampire, manusia srigala, dapat bercampur jadi satu dengan ‘hantu lokal’ seperti pocongan, mak lampir, tuyul, dan kuntilanak.
Para “hantu dan arwah gentayangan” malam ini di Laba-Laba digoyang oleh music cadas rock oleh band “Fantastic Ten”. Didampingin DJ Vera, malam ini akan penuh hentakan keras musik sampai tengah malam nanti. Hantu yang suka music cadas, mungkin malam ini bisa dilihat disini saja.
Asal usul Halloween berhubungan dengan Samhain, yaitu hari raya suku kuno yang dirayakan oleh orang Kelt lebih dari 2.000 tahun yang lalu, kata The World Book Encyclopedia. Orang Kelt percaya bahwa pada ‘hari Samhain’ itu, orang mati bisa berjalan-jalan di antara orang yang masih hidup. Selama masa Samhain, orang yang masih hidup bisa bergaul dengan orang mati.
Menurut buku ‘Halloween An American Holiday’, ‘An American History’, sebagian orang Kelt memakai kostum yang menyeramkan untuk menipu roh-roh yang bergentayangan supaya mereka juga dianggap sesame hantu dan tidak diganggu.
Ada juga yang menawarkan permen kepada roh-roh itu untuk menenangkan mereka. Di Eropa abad pertengahan, para pemimpin agama mengadopsi kebiasaan setempat dan menyuruh pengikut mereka pergi ke rumah-rumah dengan memakai kostum dan meminta hadiah. (Hsg)