Denpasar, suarabali.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresiasi terbentuknya komunitas jurnalis yang berasal dari Nusa Tenggara Timur atau Perhimpunan Jurnalis NTT (PENA NTT). Menurut dia, membentuk wadah bagi jurnalis sangat penting untuk meningkatkan kualitasnya.
“Saya memberikan apresiasi dengan adanya acara ini. Dan, kita patut bersyukur sudah melewati tahun 2017 dengan baik, juga umat Kristiani merayakan Natal dan juga terbentuknya PENA NTT. Karena bagaimanapun harus dibuat komunitas-komunitas kecil untuk meng-upgrade dirinya. Apalagi seorang wartawan itu mengemban tugas yang tidak sederhana,” kata Pastika saat menghadiri Perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 bersama Perhimpunan Jurnalis NTT (PENA NTT) di Gedung Nari Graha, Denpasar, Sabtu (20/1/2018).
Lebih lanjut Pastika mengatakan, profesi wartawan harus mampu membawa pesan-pesan damai sejahtera dan dapat menyalurkan aspirasi masyarakat, selain menjadi rohnya demokrasi yang merupakan pilar kebebasan menyampaikan pendapat. “Oleh karena itu, para wartawan pun dituntut untuk betul-betul mengikuti aturan-aturan yang ada, terutama dalam kode etik jurnalistik,” jelasnya.
Gubernur Pastika berharap, pesan yang disampaikan wartawan bagus dan benar. Selain itu, wartawan juga bisa menyerap aspirasi dengan baik dan benar. Pers merupakan salah satu pilar demokrasi. Negara bisa dikatakan berdemokrasi apabila ada kebebasan pers dan pers yang cerdas. Sehingga, harus mengerti tugas dan tangung jawabnya sebagai insan pers.
Seiring dengan suasana politik saat ini, Pastika berpesan wartawan harus mampu menjaga independensi, memegang kode etik, dan Undang-undang Pers. “Jadi, berita itu harus obyektif, independen dan berimbang. Berita yang tidak berimbang akan memicu konflik,” ujarnya.
Hal itu selaras dengan pesan Natal yang disampaikan Uskup Denpasar sebelumnya. Uskup Denpasar menegaskan, jurnalis hendaknya tidak mewartakan berita-berita bohong atau hoax, terutama di tahun politik, harus mampu mengabarkan damai sejahtera.
Ketua PENA NTT Emanuel Dewata Oja yang biasa dipanggil Bung Edo mengatakan, tidak bisa diingkari bahwa Bali dan NTT bersaudara dan menyama braya. Sehingga, keberadaan warga keturunan NTT juga harus mampu membangun Bali. PENA NTT merupakan komunitas yang mewadahi jurnalis yang berasal dari NTT, dibentuk pada Mei 2017 dan saat ini beranggotakan 40 orang jurnalis.
Walaupun baru dibentuk, tetapi kiprah PENA NTT dalam misinya sudah nyata. Edo mencontohkan kasus pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudaya RI yang kesannya mendiskreditkan mutu pendidikan masyarakat NTT.
Namun, kata dia, hari ini perjuangan itu berakhir baik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI kini memperhatikan NTT dengan mengucurkan dana pendidikan sebanyak Rp 400 miliar lebih. Selain kepedulian sosial, komunitas ini juga menjadi wadah pembelajaran bagi jurnalis dalam meningkatkan dan berbagi pengetahuan tentang dunia jurnalisme. (Sir)