Denpasar, suarabali.com – Status Awas dari Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali membawa dampak signifikan bagi Pariwisata di Bali. Ini dapat ditengok dari pembatalan pemesanan kamar hotel dan kujungan ke Bali diangka sekitar 15 ke 20 persen.
Dewa Gede Ngurah Byomantara, Ketua divisi 3 bagian media Bali Tourism Hospitality (BTH) mengatakan itu . Menurut Byomantara, menurunnya tingkat wisatawan ke Bali adanya gejala level awas Gunung Agung yang ditetapkan oleh BNPB, selain itu menyebarnya berita hoax yang mengatakan bahwa Gunung Agung sudah erupsi.
” Dari BNPB radius yang tidak aman itu 12 kilometer saja dari Gunung Agung, selain dari kawasan itu kami yakini aman. Untuk itu kami mencoba memberikan informasi yang sebanyak mungkin atau mensolisasikan agar imej Bali tetap baik. Seandainya Gunung Agung erupsi tidak akan menjadi becana dan hal ini kami juga tekankan pada media asing akan kenyataan yang ada di Bali,” ucapnya. Selasa (10/10).
Byomantara menambahkan, situasi terkait Gunung Agung harus selalu di sosialisasikan, karena tidak semua wilayah di Bali masuk didalam kawasan berbahaya. Di Kuta, Legian, Nusa Dua, Sanur adalah kantong-kantong besar wisatawan hampir 70 persen ada disana, dan merupakan wilayah aman.
“Sesuai dari informasi BNPB, 98 persen kawasan wisatawan itu masih aman. Hanya 2 persen yang masuk rawan, itu hanya daerah Besakih, Tulamben. Wisata Tirta Gangga dan Candi Dase itu masih daerah aman. Jadi di daerah lain seperti Kuta, Nusa Dua, Sanur yang jaraknya 70 kilo meter itu masih jauh dan itu benar aman buat pariwisatawan,” imbuhnya
Mengenai pembatalan wisatawan untuk berlibur di Bali, menurut Byomantara memang ada namun datanya belum dapat dikatakan akurat.
“Kami baru memprediksi berkisar 15 sampai 20 persen. Tapi prinsip pemerintah Indonesia berusaha menyakinkan bahwa sebagin besar Bali masih aman. Data itu kami dapatkan tanggal (07/10/2017) kemarin, namun tidak seluruhnya, ada sekitar 15 sampai 20 persen yang cancel tapi masih belum akurat,” jelasnya. (Mkf)