Serangan Zionis Israel tak hanya menyasar pemukiman sipil di Gaza, Pasukan PBB di Lebanon juga menjadi juga menjadi sasaran kebrutalan oasukan IDF (foto: istimewa).
Suarabali co.id – Prancis dan Spanyol menyerukan embago senjata internasional terhadap Israel menyusul serangan terhadap pasukan perdamaian PBB UNIFIEL di Lebanon yang menyebabkan dua personel asal Indonesia serta dua personel dari Bangladesh mengalami luka, satu diantaranya mengalami kritis akibat di serang IDF.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, satu-satunya cara untuk menghentikan konflik di Timur Tengah adalah dengan mengembargo pasokan senjata terhadap Israel yang menggunakannya untuk melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza dan Lebanon, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.
“Prancis telah menyerukan penghentian
ekspor senjata yang digunakan di zona pertempuran ini. Para pemimpin lain di sini juga melakukan hal yang sama. Kami semua tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara yang dapat menghentikan (pertempuran) ini sekarang,” katanya.
Sementara Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez meminta komunitas internasional untuk berhenti mengekspor senjata ke Israel sesegera mungkin menyusul serangan militer Zionis itu terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
“Saya percaya bahwa mengingat segala sesuatu yang terjadi di Timur Tengah, masyarakat internasional perlu menghentikan ekspor senjata ke pemerintah Israel,” kata Sanchez dalam konferensi pers bersama dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Jumat (11/10).
Sanchez mengatakan negaranya secara konsisten menahan diri dari “kontribusi apa pun terhadap peningkatan kekerasan dan perang” di Timur Tengah.
Sejak Oktober 2923 saat konflik bersenjata di Gaza meningkat, Spanyol belum pernah mengekspor senjata atau perlengkapan militer apa pun ke Israel.
Sanchez menegaskan kembali kecaman kerasnya atas setiap pelanggaran atau gangguan terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Dia juga menyampaikan keprihatinannya yang besar atas penembakan yang dilakukan Israel terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Pasukan penjaga perdamaian PBB berulang kali ditembaki selama terjadinya konflik bersenjata Israel dan gerakan Hizbullah yang berbasis di Lebanon. (*)