• Home
  • Indeks Berita
  • Ketentuan
  • Ketua PWI Pusat Ingatkan Media Massa Pentingnya Jaga Kebhinekaan   Jelang Pilkada 2024
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Terms of Service
Selasa, 1 Juli 2025
  • Login
Suara Bali
Advertisement
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suara Bali
No Result
View All Result
Home Nasional

Pemerintah Jamin Ketersediaan Anti Difteri Serum

by
Desember 11, 2017
in Nasional
0
Pemerintah Jamin Ketersediaan Anti Difteri Serum

Ilustrasi. (Ist)

0
SHARES
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WhatsApp

Jakarta, suarabali.com – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Mohamad Subuh, mengatakan rumah sakit tidak usah khawatir dengan kelangkaan Anti Difteri Serum (ADS) sebagai obat anti difteri. ADS akan diberikan pada penderita difteri dengan bentukan pseudomembran (lapisan putih) pada mukosa hidung, mulut sampai tenggorokkan.

“Jadi, RS tidak usah khawatir. Tapi, SOP penanganan kasus difteri tetap dilakukan dan melaporkan. Cara yang paling gampang, kita punya whatsapp langsung difoto penyakit difterinya. Jika ada membran putih di tenggorokkan, kemudian kita berikan ADS,” kata Subuh di Jakarta, belum lama ini.

Related posts

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Februari 28, 2025
Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Februari 28, 2025

Begitu ditemukan difteri secara klinis harus dipastikan itu positif difteri. Maka, obat yang paling efektif adalah ADS. Mengingat produksi ADS langka, Kemenkes menyimpan stok ADS yang sampai saat ini sebanyak 1.000 dosis.

“ADS expired-nya hanya sebentar. Sehingga, ini benar-benar harus kita gunakan secara efektif. Saya selalu berkomunikasi dengan profesi dokter anak dan dokter spesialis penyakit dalam agar bisa menegakkan diagnosis ini (difteri) secara tepat, kerena obatnya terbatas sekali,” ucap Subuh.

Selain itu, pihaknya mengaku sudah berkomunikasi dengan WHO di India dan Geneva untuk membantu mencari obat difteri. “Saya sudah berkomunikasi dan mereka sudah merespon akan menyiapkan yang Indonesia perlukan,” tambah Subuh.

ADS lebih berperan menurunkan membran putih. Biasanya dalam wakut tiga sampai lima hari bisa turun. Selain ADS, perlu antibiotik, terutama bagi orang yang dekat dengan penderita.

Sangat Mudah Menular

Bakteri penyebab difteri dikeluarkan melalui cairan mulut dengan batuk atau bersin. Bahkan, bernapas saja kemungkinan penularannya tinggi. Difteri dikategorikan sebagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

“Kata kuncinya, penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi. Tolong masyarakat mengerti. Jadi, untuk pencegahan tidak ada kata lain harus imunisasi,” tegas Subuh.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi, kata Subuh, pertama harus melakukan penguatan terhadap program imunisasi rutin yang sudah berjalan selama 40 tahun.

Kedua, dengan kejadian difteri di beberapa provinsi, maka harus dilakukan Outbreak Response Imminization (ORI). Respon imunisasi diberikan karena adanya KLB dan dalam waktu dekat ini akan dilakukan di 12 kabupaten dan kota di tiga provinsi, yakni Banten (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Tangerang Selatan), DKI Jakarta (Jakarta Utara dan Jakarta Barat), dan Jawa Barat (Purwakarta, Karawang, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi) dengan sasaran 7,9 juta anak yang akan dimulai pada Senin (11/12/2017).

“Sasarannya anak usia 1 sampai 18 tahun diberikan secara gratis. Untuk usia di atas 18 tahun, saat ini kami mohon maaf dari pemerintah belum bisa memberikan gratis, bisa swadaya sendiri,” tambah Subuh. (Sir)

 

Previous Post

Menkes Minta Produksi Vaksin untuk Difteri Dipercepat

Next Post

Polri Pantau Stabilitas Harga Pangan

Next Post
Polri Pantau Stabilitas Harga Pangan

Polri Pantau Stabilitas Harga Pangan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

4 bulan ago
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

4 bulan ago
Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

4 bulan ago
IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

4 bulan ago
Suara Bali

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

  • Redaksi
  • Ketentuan
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In