Jakarta, suarabali.co.id – Sempat menyentuh diharga Rp19.000 perliter terutama saat libur Nataru, harga minyak goreng rakyat atau MinyaKita kini berangsur-angsur turun lantaran pendistribusian sudah berjalan normal.
“Kemarin benar, karena mungkin liburan itu ya jadi belum terdistribusi dengan baik. Karena sebagian libur sampai tanggal 6, sekarang kan harga udah mulai normal,” ujar Budi ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Jumat, dikutip dari antara.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan setelah melakukan pertemuan dengan para distributor MinyaKita, diketahui bahwa naiknya harga minyak goreng rakyat lantaran adanya libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, sehingga rantai distribusi mengalami perlambatan.
“Kemarin benar, karena mungkin liburan itu ya jadi belum terdistribusi dengan baik. Karena sebagian libur sampai tanggal 6, sekarang kan harga udah mulai normal,” ujar Budi ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Jumat, dikutip dari antara.
Berdasarkan pertemuan tersebut, kata Budi, para pemasok telah melakukan pendistribusian sesuai dengan aturan, yakni dari produsen ke distributor 1 dan diteruskan kepada distributor 2, lalu konsumen.
Menurut Budi, harga MinyaKita saat ini rata-rata secara nasional berada di angka Rp17.000 per liter, setelah sebelumnya sempat menginjak di angka Rp19.000 di wilayah Papua Pegunungan.
“Sekarang kan udah mulai turun kan, jadi kemarin udah ada konfirmasi dari para pemasok bahwa memang pasokannya itu sesuai dengan aturan ya,” katanya.
Pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita sebesar Rp15.700 per liter.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebutkan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar minyak goreng kemasan rakyat atau MinyaKita dapat didistribusikan oleh BUMN pangan, terutama Perum Bulog.
Arief menjelaskan keterlibatan Bulog ini bertujuan untuk mengontrol harga MinyaKita agar sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter.
Tingginya harga MinyaKita, terutama di wilayah Indonesia bagian timur karen rantai distribusi. Dengan keterlibatan Bulog di bagian distribusi, diharapkan HET MinyaKita bisa seragam. (*/ant)