Karangasem, suarabali.com – Selain mengancam keselamatan jiwa, abu vulkanik dan asap pekat yang bersumber dari Gunung Agung juga dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan penyakit kulit. Itu sebabnya, warga diimbau tidak berada dalam radius 10 kilometer dari Gunung Agung.
Kasubid Vulkanologi dan Mitigasi Bencana PVMBG Devy Kamil Syahbana mengatakan pengaruh asap pekat dan abu vulkanik terhadap kesehatan justru lebih berbahaya pada saat turun hujan.
“Saat turun hujan, pengaruhnya lebih berbahaya pada kesehatan dibanding saat situasi kering atau cuaca cerah,” katanya saat ditemui di Posko Pengamatan Gunung Agung, Desa Rendang, Kacamatan Rendang. Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (29/11/2017).
Rabu (29/11/2017) sore, kabut tebal dan hujan lebat sempat menghalangi pandangan mata ke Gunung Agung.
Menurut Devy, abu vulkanik yang menyembur dari Gunung Agung mengandung sulfur dioksida (SO2) dan karbon dioksida (CO2) yang banyak mengandung zat asam.
Jika dilihat dengan menggunakan mikroskop, pertikel abu vulkanik akan terlihat bentuknya seperti duri-duri. “Saat hujan turun, sebaiknya warga menggunakan payung untuk melindungi kulit,” ungkapnya. (Mkf/Sir)