Karangasem, suarabali.com – Pasca erupsi Gunung Agung, pemerintah menetapkan masa tanggap darurat bencana di Kabupaten Karangasem selama 14 hari, terhitung sejak 27 November hingga 10 Desember 2017.
“Masa berlaku masa tanggap darurat bencana ini dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai kebutuhan penanganan darurat di lapangan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (29/11/2017).
Penetapan status keadaan tanggap darurat tersebut, kata Sutopo, memberi kemudahan akses bagi BNPB dan BPBD untuk mengerahkan sumber daya manusia, peralatan, logistik, imigrasi, cukai, karantina, perizinan, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan dan pertanggungjawaban uang atau barang, penyelamatan, serta komando untuk memerintahkan instansi lain.
“Status ini diperlukan mengingat penanganan bencana harus cepat dan tepat. Apalagi penanganan erupsi gunung api yang biasanya berlangsung lama,”ungkapnya.
Dalam penangan bencana ini, menurut dia, petugas menemui berbagai rintangan di lapangan. Misalnya, masih ada sebagian masyarakat di zona bencana yang enggan mengungsi ke tempat yang aman.
“Sebagian masyarakat menganggap erupsi Gunung Agung sebagai peristiwa spiritual. Sehingga, mereka memasrahkan diri pada kekuasaan Tuhan. Ada juga yang beralasan menjaga ternak, lahan pertanian, dan rumahnya,” ujarnya.
Sebagian lagi, ada warga yang cenderung menantang bahaya dengan melakukan swafoto di tempat-tempat yang berbahaya. Seperti beredar di media sosial, ada beberapa anak muda yang naik ke dekat puncak Gunung Agung untuk berendam saat banjir lahar hujan. “Ini jelas sangat berbahaya,” tegasnya.
Kombinasi berbagai faktor tersebut menyebabkan perbedaan keputusan di tengah-tengah warga. Sebagian warga mengunsi sesuai dengan rekomendasi dari PVMBG. Sebagian lagi bersikeras tetap tinggal di zona bahaya.
“Pemerintah mengimbau masyarakat agar mematuhi rekomendasi PVMBG,” katanya.
Dia mengatakan ancaman letusan Gunung Agung terus meningkat. Selasa (28/11/2017) sekitar pukul 13:00 WITA , tremor overscale terus terjadi disertai letusan dan lontaran batu hingga di radius 4 kilometer dari puncak kawah.
“Masyarakat diimbau mengungsi dengan tertib dan tenang. Pemerintah pasti akan memberikan bantuan di pengungsian sesuai dengan ketentuan yang ada,” tutupnya. (Dsd/Sir)