BANGLI, SUARABALI.COM – Kawasan Geoparks Gunung Batur kembali dikepung sampah yang dibuang oleh masyarakat. Maraknya pembuangan sampah di kawasan hutan lindung maupun di kawasan Geoparks Batur, Kintamani belakangan ini membuat hutan itu tercemar. Di sejumlah titik di kawasan hutan lindung maupun Geoparks Batur banyak ditemukan adanya tumpukan sampah plastik.
Kondisi ini menjadi ancaman terhadap hutan maupun Geoparks Batur di Kintamani. Sayangnya, hal ini kurang mendapatkan perhatian dari instansi terkait. Pantauan suarabali.com di dua kawasan Kintamani pada Kamis (21/9), areal hutan mulai jalur Penelokan-Karangasem, kemudian di beberapa lokasi menuju Toyabungkah tampak sejumlah titik yang dijadikan lokasi pembuangan sampah.
Sejatinya di lokasi pembuangan ini telah dipasangi bendera kuning larangan membuang sampah, tapi tidak dihiraukan warga.
“Kami harap instansi terkait melakukan pemantauan ke Kintamani, sehingga warga tidak buang sampah sembarangan, ” ujar salah satu warga yang tak ingin disebutkan namanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bangli I Komang Carles saat dikonfirmasi banyaknya sampah di lokasi tersebut mengatakan ,belum adanya MoU antara Pemerintah daerah dengan BKSDA terhadap pengelolaan kawasan Geoparks Batur sehingga belum ada kejelasan pihak yang akan menangani persoalan ini.
Hal tersebut juga sempat disampaikan oleh anggota DPRD Bangli I Nengah Sugiman menyoroti makin maraknya pembuangan sampah di kawasan hutan lindung itu. Hal ini mestinya agar mendapatkan atensi dari instansi terkait baik di Pemkab Bangli maupun Pemprov Bali. Bila tidak, hutan lindung di Kintamani yang fungsinya sebagai hutan penyangga air bagi daerah lain hanya akan tinggal kenangan.
Sugiman berharap, pemerintah agar turun tangan mengatasi persoalan ini. Bila dibiarkan, hal ini akan menambah kerusakan hutan di Kintamani.
“Jika dibiarkan timbul berbagai persoalan yang mengancam kelangsungan hutan lindung ini,” ujar Sugiman. (drn)