Sepasang wisatawan asing melaju tanpa helm melewati gang sempit di Ungasan, Bali.
Suarabali.co.id – Bali, sebagai salah satu destinasi wisata terkemuka di dunia, terus menarik jutaan wisatawan mancanegara dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya. Namun, di balik gemerlap pariwisata yang terus berkembang, muncul permasalahan baru yang kerap mencoreng citra Bali, yakni fenomena “bule nakal” dalam berkendara.
Dalam beberapa tahun terakhir, perilaku wisatawan asing yang sembrono saat mengendarai sepeda motor di Bali, khususnya di wilayah selatan pulau, semakin marak. Banyak dari mereka mengabaikan aturan keselamatan dasar, seperti berkendara tanpa helm dan melaju dengan kecepatan yang tidak wajar, bahkan di jalan-jalan sempit. Tidak hanya itu, mereka kerap berperilaku layaknya warga lokal tanpa mematuhi peraturan lalu lintas, membuat pengguna jalan lainnya resah.
Putu, seorang pengguna jalan di Bali, menceritakan pengalamannya yang hampir diserempet oleh wisatawan asing di sebuah gang sempit. “Mereka mengebut dan memainkan gas motor, seakan-akan itu bahan bercandaan di antara mereka,” ungkapnya. Kejadian semacam ini tidak lagi menjadi pemandangan langka. Setiap hari, perilaku ugal-ugalan para wisatawan di jalan raya semakin lazim ditemui.
Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara memang memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, namun perilaku seperti ini menimbulkan kekhawatiran baru. Para pelaku usaha pariwisata pun berharap agar pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas untuk menegakkan aturan berkendara yang lebih ketat bagi wisatawan asing, guna menjaga keselamatan dan ketertiban di jalan raya.
Bali, sebagai pulau wisata yang menjunjung tinggi keamanan dan kenyamanan bagi semua pihak, perlu menghadapi fenomena “bule nakal” ini dengan serius. Diharapkan, melalui regulasi yang lebih ketat dan pengawasan yang intensif, perilaku yang membahayakan ini dapat diminimalisir, sehingga Bali tetap menjadi tujuan wisata yang aman dan nyaman bagi semua. (dra)