Karangasem, suarabali.com – Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Gede Suantika mengatakan, timnya akan mengevaluasi kondisi Gunung Agung saat ini.
“Hari ini rencananya mau evaluasi kondisi Gunung Agung. Mau awas atau statusnya turun tergantung dengan situasi,”ungkapnya di Karangasem, Jumat (20/10/2017).
Dia menjelaskan, secara teknis kegempaan pada 22 September 2017 pada saat ditetapkan status awas dibandingkan dengan sekarang jauh dibawah level.
Saat ditanya apakah memungkinkan status Gunung Agung akan turun? “Ya kita lihat nanti. Setelah dievaluasi nanti akan ketahuan,”ujarnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan data KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Pos Pengamatan Gunungapi Agung dalam enam jam ini terjadi 80 kali gempa. Diantaranya ada Vulkanik Dangkal terjadi 22 kali, Vulkanik Dalam 54 kali, dan Tektonik Lokal ada 5 kali gempa. Secara visual asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 m di atas kawah puncak.
Dikabarkan sebelumnya tiga hari yang lalu dalam satu hari terjadi 1000 kali gempa, bahkan ada gempa tremor non harmonik. Secara visual pun sempat asap sulfatar naik mencapai 500 meter namun hari ini menurun yang hanya mencapai 50 hingga 100 meter.
Secara rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Agung agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 9 km dari Kawah Puncak G. Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 12 km.
Dan Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual. (Dsd)