Personil TNI yang tergabung dalam UNIFIL saat berpatroli menjaga keamanan di Lebanon.
Suarabali co.id – Serangan pasukan Zionis Israel terhadap markas pasukan PBB UNIFIL di Lebanon Selatan yang melukai empat personil dari Indonesia dan Bangkadesh baru baru ini mendapat kecaman dari berbagai negara.
Terkait leristiwa itu, Dewan Keamanan PBB pada Senin (14/10) mendesak Israel untuk untuk menghormati keamanan dan keselamatan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, di tengah pertempuran sepanjang Garis Biru, perbatasan de facto antara Israel dan Lebanon.
“Para anggota Dewan Keamanan menyatakan kekhawatiran mendalam mereka setelah beberapa posisi (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) UNIFIL diserang dalam beberapa hari terakhir,” kata Pascale Baeriswyl, duta besar Swiss untuk PBB, setelah pertemuan mengenai Lebanon.
Baeriswyl mengatakan anggota dewan menegaskan kembali dukungan mereka terhadap UNIFIL, serta menekankan peran para penjaga perdamaian tersebut dalam mendukung stabilitas regional.
“Mereka juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban dan penderitaan warga sipil, hancurnya infrastruktur sipil, dan meningkatnya jumlah pengungsi internal,” paparnya.
“Mereka meminta semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional,” katanya, menambahkan.
Para anggota dewan menekankan perlunya upaya diplomatik yang dapat mencapai akhir konflik yang berkelanjutan dan memungkinkan warga sipil di kedua sisi Garis Biru untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka, tegasnya.
Pekan lalu, empat anggota perdamaian UNIFIL terluka akibat serangan Israel di pos mereka di Lebanon selatan.
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.500 orang, melukai lebih dari 4.500 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan 42.300 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Israel memperluas konflik dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober. (*/ant)