Pembangunan Breakwater di Pantai Kuta. (ist)
Mangupura, Suarabali.co.id – Guna mengatasi abrasi di Pantai Kuta, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida bersiap membangun breakwater (pemecah gelombang). Sejumlah alat berat seperti ekskavator telah bekerja untuk membuat akses ke tengah laut guna mendukung pembangunan tersebut.
PPK Sungai Pantai I BWS Bali-Penida Bambang Kardono, mengatakan timnya telah melakukan pembongkaran sand stopper di area Pantai Sekeh, Tuban, sebagai bagian dari persiapan proyek. “Kita baru pembongkaran sand stopper di area Pantai Sekeh, rencana kita pakai untuk pembuatan akses ke tengah laut berkenaan dengan pembangunan pemecah gelombang,” ujar Bambang dikonfirmasi Kamis (6/2) pagi dikutip dari nusabali.com.
Untuk mendukung kelancaran pembangunan, sebanyak tiga unit ekskavator dikerahkan, satu di Pantai Sekeh untuk pengumpulan material dan dua lainnya di lokasi Setra Asem Celagi Kuta. Selain itu, terdapat lima truk yang digunakan untuk mengangkut material. Namun, hingga saat ini material utama berupa batuan masih menggunakan material yang ada di Pantai Sekeh, sementara material lainnya masih dalam tahap pengujian dan diperkirakan mulai pengiriman pada 28 Februari mendatang. Dalam pengerjaan, pihaknya juga melapisi geotekstil untuk mengurangi kekeruhan air laut disekitarnya.
“Batuan material belum sampai, kami masih pakai batuan yang di sand stopper di Pantai Sekeh. Material yang lain akan tiba di lokasi masih dilakukan tes untuk materialnya, prediksi datang di tanggal 28 Februari,” katanya.
Bambang mengatakan, pembangunan breakwater ini ditargetkan akan menambah empat pemecah gelombang baru, sehingga totalnya menjadi lima unit, mengikuti desain yang telah diterapkan di depan Discovery Mall. Namun, proses pengerjaan akses ke tengah laut masih belum bisa diprediksi penyelesaiannya karena bergantung pada kondisi gelombang pasang.
Setelah breakwater selesai dibangun, tahap berikutnya adalah penambahan pasir di tiga ruas pantai, yaitu Pantai Sekeh, Pantai Kuta ke arah utara, hingga Pura Petitenget. Hingga saat ini, kata Bambang, kondisi cuaca tidak memberikan dampak berarti karena proyek masih dalam tahap pembuatan akses.
“Kalau masalah cuaca belum ada pengeruh karena kita masih pelaksanaan pembuatan akses, kita melihat pasang surut air laut, kalau hujan tidak ada kendal,” kata dia. (*)