DENPASAR, SUARABALI.COM – Penerapan transaksi nontunai di jalan Tol Bali Mandara diyakini akan mendorong budaya masyarakat di Bali untuk menggunakan uang elektronik di sejumlah tempat.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana mengatakan mengenai program cashless yang dimulai pada 1 Oktober bisa menjadi cikal bakal bagi Pulau Dewata untuk menjadi daerah ‘cashless society’.
Ini artinya semua transaksi akan memakai cara elektronik, uang tunai tidak dipakai dalam keseharian untuk transaksi.
“Potensi penerapan nontunai masih tinggi di sini, termasuk di sejumlah tempat juga belum menerapkan nontunai. Ini peluang, jika dari sini kemudian berlanjut ke lainnya menggunakan nontunai maka bisa saja Bali menjadi cashless society,” ucapnya dalam diskusi Infrastruktur Perbankan Mendukung Penerapan Transaksi Nontunai di Tol Bali Mandara di Kantor Perwakilan Bisnis Indonesia di Denpasar, Rabu (13/9/2017).
Diskusi ini juga menghadirkan narasumber Regional CEO Bank Mandiri Wilayah XI Bali dan Nusra R. Erwan Hermawan , Dirut PT Jasamarga Bali Tol Akhmad Tito Karim, GM Blue Bird Bali Nusa Tenggara I Gede Putu Panca Wiadnyana, GM Prasarana The Airport Travel Agency I Wayan Sukses dan dihadiri sejumlah pengusaha transportasi. Jalan Tol Bali Mandara mulai 1 Oktober akan mewajibkan seluruh pengguna bertransaksi secara nontunai.
Causa Iman Karana menyebutkan akan terus mendorong transaksi nontunai karena terbukti memberikan manfaat bagi bank sentral menghemat biaya pemeliharaan uang tunai. Di Bali terdapat sekitar Rp1,4 triliun uang setoran dari bank-bank yang dinilai tidak layak edar sehingga harus dipilah kembali kelayakannya.
“Itu harus kami olah, meskipun tidak layak edar tetapi ketika dipilah masih ditemukan yang bisa diedarkan. Ini memerlukan tenaga khusus dan waktu. Kemudian kami kerepotan kalau tunai itu dananya tidak bisa dilacak,” ungkapnya.
Sementara Regional CEO Bank Mandiri Wilayah XI Bali dan Nusa Tenggara R. Erwan Djoko Hermawan menyatakan bank milik pemerintah ini sudah menyiapkan infrastruktur top-up saldo hingga peningkatan jumlah kartu.
Pihaknya meminta masyarakat tidak khawatir apabila ingin mengisi ulang karena melalui gawai pun bisa dilakukan. Untuk kartu, dia mengaku menyiapkan sekitar 20.000 unit kartu uang elektronik guna mensukseskan penerapan transaksi nontunai di Jalan Tol Bali Mandara mulai 1 Oktober 2017.
Seluruh kartu tersebut akan disebar ke perusahaan-perusahaan hingga restoran agar masyarakat mudah ketika bertransaksi di gerbang tol otomatis. Adapun penyebarannya difokuskan ke perusahaan-perusahaan, kampus-kampus, kantor dan restoran. Pihaknya juga akan melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak agar transaksi nontunai di satu-satunya di Bali tersebut berjalan lancar.
Pada saat ini, Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara sudah mencatatkan sebanyak 50.000 transaksi per minggu di jalan tol sepanjang 12,7 km tersebut. Tambahan sebanyak 20.000 kartu e-money diprediksi bisa meningkatkan volume transaksi di tol yang menghubungkan Denpasar dengan Badung tersebut menjadi 4 kali lipat.
“Sekarang era digital, sudah saatnya beramai-ramai memanfaatkan produk digital,” harapnya
Dirut Jasamarga Bali Tol (JBT) Akhmad Tito Karim mengharapkan masyarakat tidak perlu khawatir dengan rencana penerapan transaksi nontunai tersebut karena infrastrukturnya sudah disiapkan. JBT juga sudah berhasil mengujicobakan pemasangan security accces module (SAM) multi applied sehingga bank penerbit uang elektronik akan dapat menggunakan.
“Kami siapkan prasarananya, sebetulnya semua gardu tol siap dan kami ada gardu tol otomatis. Dengan berdasarkan pengamatan kami, kalau gunakan tol itu lebih cepat karena hanya 2 detik. Jadi setiap orang yang lewat silahkan bertransaksi secara otomatis sehingga uang tunai kurang. Intinya sudah tidak masalah,” ujarnya. (*)