DENPASAR, suarabali.co.id – Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan peringatan dini dengan status waspada hingga siaga terkait potensi curah hujan tinggi di sebagian wilayah Bali.
Peringatan dini ini berlaku untuk periode dasarian (10 hari) II-III Desember 2024.
Kepala Stasiun Klimatologi Bali BBMKG Wilayah III Denpasar, Aminudin Ar Roniri, menjelaskan bahwa kategori siaga akan diberlakukan apabila curah hujan di wilayah tersebut mencapai 200-300 milimeter dalam sepuluh hari.
“Jika curah hujan mencapai angka tersebut, kami kategorikan sebagai siaga,” ujar Aminudin, Senin (16/12/2024).
Sementara itu, kategori waspada diberlakukan jika curah hujan mencapai 150-200 milimeter per dasarian.
Berdasarkan prakiraan cuaca BBMKG Denpasar, wilayah Kabupaten Badung bagian selatan diperkirakan akan mengalami curah hujan dengan kategori siaga pada dasarian III Desember 2024.
Meskipun demikian, untuk periode dasarian I Januari 2025, diperkirakan tidak ada peringatan terkait curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Bali.
BBMKG Denpasar juga memaparkan bahwa kondisi cuaca di Bali antara 16-18 Desember 2024 dipengaruhi oleh fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yang berada pada fase lima (maritime continent).
Fenomena ini dapat berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Bali dan Indonesia pada umumnya.
Selain itu, terdapat gelombang Kelvin aktif yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan. Pertemuan massa udara di sekitar Bali juga mendukung pembentukan awan hujan.
Suhu muka laut di Bali tercatat antara 29-31 derajat Celsius, sementara lapisan udara basah terkonsentrasi pada permukaan hingga 200 milibar (12 ribu meter).
BBMKG mengimbau masyarakat Bali untuk mewaspadai potensi angin kencang yang diperkirakan dapat mencapai 45 kilometer per jam, bertiup dari arah barat daya-barat laut, serta potensi hujan ringan hingga lebat yang dapat terjadi di sebagian besar wilayah Bali.
Selain curah hujan, BBMKG juga memperingatkan potensi gelombang laut tinggi di perairan Bali.
Gelombang diperkirakan dapat mencapai ketinggian hingga 2,5 meter di perairan selatan Bali, dan hingga 2 meter di perairan Selat Bali dan Selat Lombok.
Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan gelombang di atas 1,25 meter perlu diwaspadai oleh pengguna perahu nelayan.
Sementara itu, operator kapal tongkang diimbau untuk waspada jika kecepatan angin melebihi 16 knot dan gelombang lebih dari 1,5 meter.
Sedangkan, operator kapal feri diminta untuk berhati-hati apabila kecepatan angin melebihi 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
BBMKG Wilayah III Denpasar menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama bagi para nelayan dan pengguna transportasi laut, terkait potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang dapat membahayakan keselamatan.
Dinas terkait di Bali juga diminta untuk selalu siap siaga dan melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak cuaca buruk tersebut.