• Home
  • Indeks Berita
  • Ketentuan
  • Ketua PWI Pusat Ingatkan Media Massa Pentingnya Jaga Kebhinekaan   Jelang Pilkada 2024
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Terms of Service
Selasa, 14 Oktober 2025
  • Login
Suara Bali
Advertisement
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suara Bali
No Result
View All Result
Home Nasional

Akibat Pengerukan Tanah, Tukad Pakerisan Tak Sebening Dulu

Redaksi by Redaksi
April 10, 2023
in Nasional
1
Akibat Pengerukan Tanah, Tukad Pakerisan Tak Sebening Dulu

Aktivitas pengerukan tanah di Jalan Selukat, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Bali. (FOTO: DOK. SUARABALI)

0
SHARES
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WhatsApp

Gianyar, Suarabali.co.id – Kondisi Tukad (sungai) Pakerisan sudah tak seindah dulu. Sungai yang bersumber dari sebelas mata air ini kini sudah tercemar, khususnya di Desa Kramas, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, Bali.

Tukad sepanjang kurang lebih 3 kilometer ini bersumber dari 11 mata air, yakni Tebe Lesung, Mumbul, Pakerisan, Ancak, Suryanadi, Sumadi, Nagakunci, Abasan, Magelung, Selukat, Sudemale, hingga bermuara di Pantai Keramas.

Related posts

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Februari 28, 2025
Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Februari 28, 2025

Bedasarkan pantauan, sungai ini airnya sudah keruh diduga akibat pengerukan tanah di senpanjang daerah aliran sungai (DAS) Pakerisan. Aktivitas pengerukan yang tergolong tambang galian C ini sudah berlangsung hampir dua tahun terakhir.

 

Aktivitas pengerukan tanah ini terlihat mulai dari mata air Nagakunci sampai mata air Sumadi.

Menurut Ketut Purnama, warga Desa Keramas, ada oknum pengusaha beko yang berbisnis dengan membeli tanah warga di DAS Pakerisan untuk dikeruk. Tanah hasil kerukan itu kemudian dijual untuk menimbun tanah di tempat lain.

Meskipun tanah yang dikeruk milik pribadi warga, tetapi aktivitas pengerukan tersebut merusak lingkungan. Tukad Pakerisan yang membelah Desa Keramas sebagai sumber irigasi jadi keruh airnya.

“Tukad yang berfungsi sebagai irigasi dan keseimbangan alam jadi rusak,” katanya.

Sebelum ada aktivitas pengerukan itu, Tukad Pakerisan airnya bening. Beragam binatang yang hidup di air tawar itu seperti ikan dan udang masih terlihat jelas dari atas permukaan air.

Namun, akibat pengerukan itu, air sungai jadi keruh. Dasar sungai yang sebelumnya berpasir dan bebatuan, kini menjadi endapan lumpur. Sehingga, tak terlihat lagi adanya ikan dan udang dari atas permukaan air.

Bahkan, lahan yang selama ini rimbun ditumbuhi pepohonan dan bermanfaat untuk menyerap air hujan, kini sudah tidak berfungsi lagi. Akibatnya, hujan deras sebentar saja sudah dapat menyebabkan banjir.

Menurut Ketut, banyak warga yang keberatan terhadap aktivitas pengerukan tanah itu. Namun sayang, belum ada warga yang secara resmi melaporkannya kepada pihak berwajib.

“Warga enggan melapor, karena kondisi sulit selama ini membuat warga sibuk mengurus kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya.

Seperti diketahui, Tukad Pakerisan memainkan peran penting dalam mengairi sawah dan kebun di sekitar wilayah Desa Keramas.

Di Desa Keramas, Tukad Pakerisan memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat penting. Konon, pada abad ke-11, sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Warmadewa pernah berdiri di daerah ini. Kerajaan Warmadewa merupakan salah satu kerajaan dari masa Hindu-Buddha di Bali yang cukup besar.

Tukad Pakerisan dianggap sebagai sumber kekuatan kerajaan tersebut. Oleh karena itu, sungai ini dianggap suci dan dijadikan tempat upacara keagamaan.

Selain nilai sejarah dan budayanya, Tukad Pakerisan juga memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Airnya jernih dan bersih.  Lingkungan sekitarnya juga asri dan alami.

Namun, kondisi itu kini sudah berubah. Kini Tukad Pakerisan sudah tak sebening dulu lagi. (TIM)

Previous Post

Aparat Tertibkan Pedagang yang Berjualan di Trotoar Jalan Sesetan

Next Post

Pletan Berupaya Mengisi 45 Persen Ceruk Pasar Ikan Lele di Bali

Next Post
Pletan Berupaya Mengisi 45 Persen Ceruk Pasar Ikan Lele di Bali

Pletan Berupaya Mengisi 45 Persen Ceruk Pasar Ikan Lele di Bali

Comments 1

  1. Mr. Nobody says:
    3 tahun ago

    Kerjaan mediaa tak dapat uang bensin

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

7 bulan ago
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

7 bulan ago
Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

7 bulan ago
IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

7 bulan ago
Suara Bali

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

  • Redaksi
  • Ketentuan
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In