Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar saat mengikuti Maulid Akbar dan Tausiyah Kebangsaan di Cilegon, Banten, Minggu (19/3/2023).
“Pada waktu itu, perkumpulan para ulama memutuskan melahirkan resolusin jihad fissabilillah untuk melawan penjajah. Itulah karakter para ulama besar Indonesia yang mengajarkan kita untuk menegakkan prinsip hubbul wathon minal iman,” kata Boy Rafli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Boy, sejarah perjuangan tersebut merupakan warisan yang luar biasa. Perjuangan para ulama menunjukkan bahwa setiap penjajah, kolonialisme, imperialisme, hingga musuh negara harus dilawan dengan semangat nasionalisme.
“(Para ulama) Membangun semangat kecintaan kepada negara dan konstitusi negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan di dalamnya ada butiran nilai-nilai Pancasila yang kemudian ditetapkan menjadi ideologi negara kita,” kata mantan kepala Divisi Humas Polri tersebut.
Dia melanjutkan bahwa Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa di tengah keberagaman bangsa Indonesia, yang terdiri atas berbagai suku dengan beragam bahasa daerah dan juga terdiri atas enam agama yang telah diakui oleh negara.
“Kita akui bahwa di dalam negara kita, di dalam masyarakat kita, terdiri berbagai agama yang disahkan oleh Pemerintah; dan setiap umat beragama berhak untuk menjalankan ibadah agama sesuai dengan syariat agamanya masing-masing. Oleh karena itu, tidak lupa kita saling mengingatkan untuk tetap bertoleransi,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, dia kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat Cilegon, Banten, untuk terus bahu membahu dalam mencegah dan menjaga bangsa dari penyebaran virus-virus intoleransi radikal terorisme.