Badung, suarabali.com – Menyambut perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1940 yang jatuh pada 17 Maret 2018, warga Desa Adat Jimbaran mendirikan dua baliho bertuliskan penolakan reklamasi Teluk Benoa, Badung.
Baliho pertama berukuran 2 x 3 meter didirikan di depan Monumen Bajra Sandi Jimbaran dan baliho kedua berukuran 3 x 4 meter didirikan di perempatan Kampus Unud Jimbaran.
Pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa ini dilakukan oleh Basis Gerakan Bali Tolak Reklamasi serta Paguyuban Petir Jimbaran.
Koordinator kegiatan pemasangan baliho, Made Eko Utama, menyatakan di saat Nyepi saatnya merenung dan membersihkan buta kala dalam diri, sehingga dengan pemasangan baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa tersebut dapat menyadarkan dan memompa semangat bahwa Pulau Bali sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
“Pulau Bali dalam keadaan terancam oleh kerakusan manusia yang hendak mengurug Teluk Benoa sehingga kita harus terus melawan dan berjuang,” katanya di Badung, Senin (12/3/2018).
Sementara Ketua Paguyuban Petir Jimbaran, Nyoman Sudana menjelaskan, memasuki Tahun Caka 1940 semangat perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa harus terus dikobarkan menjelang habisnya masa berlaku ijin lokasi reklamasi yang dipegang PT TWBI.
“Semangat ini harus terus dikobarkan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memompa semangat dan mempersatukan kita semua untuk memenangkan Teluk Benoa,” ujarnya.
Pemasangan baliho sebelum merayakan Hari Nyepi ini juga akan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan lain setelah Hari Nyepi nanti. (Dsd)