Jakarta, suarabali.com – Wakapolri Komjen Pol. Syafruddin menegaskan kepada kepada anggotanya untuk menyelesaikan masalah peredaran minuman keras (miras) oplosan sebelum bulan Ramadan.
“Saya ultimatum bahwa segera selesaikan. Saya kasih target waktu sebelum bulan Ramadan. Kenapa demikian? Karena nanti mengganggu orang yang mau beribadah, terus ada isu miras, bulan Ramadan isinya agama semua,” tegas Komjen Pol. Syafruddin.
Wakapolri mengultimatum jajarannya untuk memberantas peredaran minuman keras oplosan sebelum Ramadan yang akan jatuh pada pertengahan Mei 2018. Untuk itu, bila jajarannya tidak serius, dipastikan akan dicopot atau diganti.
“Kepala pimpinan wilayah kapolres, kapolsek, kalau tidak serius kita akan investigasi. Kita bisa tahu bahwa ini serius, ini tidak, ya,” pungkasnya.
Sementara itu, Mabes Polri juga menurunkan tim untuk menunjukkan keseriusan Polri dalam melakukan pemberantasan miras oplosan. Sejauh ini, di wilayah hukum Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat sudah gencar melakukan pemberantasan miras melalui razia dan operasi. Wakapolri meminta Polda lainnya juga melakukan pemberantasan miras.
Di tempat terpisah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan prihatin atas maraknya peredaran miras oplosan yang beredar bebas di masyarakat hingga menelan banyak korban jiwa. MUI menilai langkah kepolisian merazia kios-kios yang diduga menjual miras oplosan merupakan langkah yang bagus. MUI juga beraharap kepolisian dapat menindak tegas produsen dan distributor miras oplosan.
“Namun, menurut kami, tidak cukup dengan itu. Kepolisian juga harus menindak tegas produsen dan distributornya, sehingga peredaran miras dapat dicegah dan dibasmi sampai ke akar masalahnya,” kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi.
MUI mengimbau kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah terus melakukan dakwah, kampanye, dan sosialisasi tentang bahaya miras.
“Selain dilarang oleh agama dan haram hukumnya, miras juga sangat membahayakan jiwa manusia,. Maka dari itu, hal tersebut harus dijauhi,” tegasnya. (*/Sir)
