Penerapan sistem pertanian presisi dengan menggunakan sarana drone di Subak Umadesa. (foto:istimewa)
Denpasar, suarabali co.id – Dinas Pertanian Kota Denpasar memanfatkan teknologi drone yang dilengkali dengan alat sensor. Pemanfaatan tenologi tersebut sebagai langkah untuk menerapkan sistem pertanian presisi di Denpasar.
Dengan teknologi tersebut petani bisa melakukan pemetaan terkait unsur hara tanah hingga hasil panen dan diklaim bisa meningkatkan hasil pertanian.
“Drone ini sebagai alat bantu, dan ada sistem sensor untuk melakukan pemetaan,” kata Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, AA Gde Bayu Brahmasta, Selasa, (26/03/24) dikutip dari tribunbali.com.
Dari hasil pemetaan ini, lanjut Bayu, petani akan tahu unsur hara pada setiap tanah sehingga bisa melakukan pemupukan yang sesuai.
“Selama ini kalau manual biasanya diseragamkan semua. Misal NPK sekian, urea sekian. Tapi dengan teknologi tahu takarannya. Dan setiap lahan kebutuhan pupuknya berbeda,” katanya.
Karena menurutnya, jika tanah kelebihan pupuk maka akan bisa merusak unsur hara tanah itu sendiri.
Tak hanya pemupukan, saat akan panen juga bisa dipetakan kembali dengan alat ini.
Sehingga petani sudah tahu hasil panen tersebut dan memiliki nilai tawar.
Saat ini pertanian presisi ini sudah diterapkan di demplot Sunak Umadesa.
Dari penerapan sistem ini, terjadi peningkatan panen hingga 1 ton per hektar lahan.
“Dengan ini kami punya data kuat terkait pertanian di denpasar dan efisien dalam produksinya, pemupukan juga efektif,” katanya. (*)
Dirinya menambahkan, nantinya pihaknya akan memperluas cakupan penerapan sistem pertanian ini.
“Dengan teknologi ini juga akan berkaitan dengan amprahan pupuk, sehingga setiap petani punya kebutuhan berbeda dan akurat,” katanya.
Menurutnya, sebelum menerapkan pertanian presisi, pengujian unsur hara tanah juga dilakukan di laboratorium.
Pengujian ini pun memakan waktu yang lama.
Dalam penerapan pertanian presisi ini, Distan Denpasar bekerjasama dengan Pupuk Indonesia. (*)