Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Klungkung, suarabali.co.id – Pemerintah Daerah Klungkung, Bali, terus berupaya menurunkan angka stanting selama kurun tiga tahun terakhir dari tahun 2021 hingga 2023.
Dinas Kesehatan Klungkung mencatat tahun 2024 stunting di Klungkung tersisa 4,7 persen saja atau sebanyak 504 anak yang tersebar di 4 kecamatan.
“Dari data yang ada, stunting tahun 2021, Klungkung datanya 19, 4 persen, kemudian tahun 2022 turun jadi 7 sekian persen dan sekarang 4,77 persen. Penurunan ini berkat intervensi pemerintah dan arti penting generasi kita yang sehat dan berkualitas,” ujar Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Suwirta mengatakan, masalah ekonomi keluarga bukan satu-satunya penyebab stunting pada anak. Saat menjalani program bedah desa, ia melihat tidak sedikit masalah stunting dikarenakan faktor pola asuh dan tidak mendapat asupan makanan yang baik.
“Misalnya saja anak-anak ditinggal kerja orangtuanya, terus anak dititip di kakek neneknya yang tidak banyak tahu soal kesehatan. Anak-anak diberikan makanan yang asupan gizinya tidak cukup. Sehingga tumbuh kembang anak jadi kurang. Ini yang menjadi perhatian kita dan PKK terus turun memberikan bantuan susu, dan makanan tambahan lainnya,” tandas Bupati asal Pulau Ceningan, Nusa Penida ini.
Sementara PJ Ketua PKK Provinsi Bali, Ida Mahendra Jaya, didampingi Ketua PKK Klungkung, Nyonya Ayu Suwirta mengatakan, stunting terjadi lantaran tumbuh anak kurang optimal.
Hal ini tidak hanya mempengaruhi fisik namun juga mempengaruhi perkembangan otak secara jangka panjang.
Imbasnya tingkat kecerdasan anak tidak maksimal dan menghambat produktivitas saat dewasa.
“Semua anak-anak yang tercatat stunting ini wajib mendapat perhatian PKK, terus dipantau tumbuh kembangnya. Hingga benar-benar berhasil dengan pemberian makanan tambahan”, kata Ida Mahendra. (*)