• Home
  • Indeks Berita
  • Ketentuan
  • Ketua PWI Pusat Ingatkan Media Massa Pentingnya Jaga Kebhinekaan   Jelang Pilkada 2024
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Terms of Service
Selasa, 1 Juli 2025
  • Login
Suara Bali
Advertisement
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up
No Result
View All Result
Suara Bali
No Result
View All Result
Home Nasional

Soal Tuduhan PKI tehadap Jokowi, Begini Komentar Hendardi

by
Maret 15, 2018
in Nasional
0
Ge Pamungkas dan Joshua Dituduh Menista Agama, Ini Kata Hendardi

Ketua SETARA Institute, Hendardi. (Ist)

0
SHARES
Bagi ke FacebookBagi ke TwitterBagi ke WhatsApp

Jakarta, suarabali.com – Ketua SETARA Institute Hendardi menyoroti kekesalan Presiden Joko Widodo menanggapi tuduhan terhadap dirinya yang diidentikkan sebagai pendukung PKI dan membiarkan kader-kader PKI bangkit dengan kata ‘gebuk’.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi merasa jengkel karena sampai saat ini dirinya masih saja diisukan terkait dengan Partai Komunis Indonesia ( PKI). Kejengkelan itu diungkapkan Presiden Jokowi saat berpidato di acara pembagian 15.000 sertifikat bagi masyarakat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/3/2018).

Related posts

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Presiden Prabowo Instruksikan Menteri Terkait Jaga Stabilitas Harga Bahan Pangan Jelang Ramadhan

Februari 28, 2025
Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Hukuman Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Diperberat Jadi 13 Tahun dalam Kasus Korupsi Gas LPG

Februari 28, 2025

“Saya saja, sampai sekarang masih ada yang bilang, ‘Pak Jokowi PKI’. Banyak yang seperti itu. PKI saja dibubarkan 1965. Saya lahir 1961. Berarti ada PKI balita. Lucu banget itu. Ngawur banget itu,” kata Jokowi seperti diberitakan kompas.com, 6 Maret 2018.

Seperti diketahui, kepemimpinan Jokowi menghadapi serangan serius stigma mendukung PKI dan membiarkan kader-kader PKI bangkit dan menduduki sejumlah jabatan strategis. Sejak menjelang Pemilu 2014, isu ini terus diembuskan oleh lawan politik Jokowi yang secara sistematis akan berpotensi melemahkan elektabilitas Jokowi pada Pilpres 2019.

“Bagaimana pun, di era pascakebenaran (post-truth era), hoaks yang diproduksi secara sistematis dan berkelanjutan akan dianggap kebenaran oleh para pembaca atau penerima pesan. Karena itu, ekspresi Jokowi dapat dipahami sebagai upaya menolak pengarus-utamaan (mainstreaming) hoaks PKI itu agar tidak menjadi kebenaran palsu,” kata Hendardi dalam siaran persnya yang diterima suarabali.com, Kamis (15/3/2018).

Hendardi menilai, hoaks semacam itu merupakan kerja politik oleh pihak-pihak yang disengaja (by design) untuk tujuan-tujuan politik tertentu. Hoaks itu bisa dilakukan oleh pendukung parta-partai politik, bisa juga oleh kelompok profesional yang dipekerjakan sebagai pihak yang bertugas melemahkan legitimasi kepemimpinan Jokowi. “Sebagai bagian dari bentuk tindakan pelanggaran hukum, penyebar hoaks harus ditindak secara hukum,” tegas Hendardi.

Namun demikian, menurut dia, cara polisi merespons kegelisahan Jokowi tidak boleh kontraproduktif, sehingga menunjukkan institusi Polri berpolitik. Polri harus memastikan penindakan atas penyebar hoaks dan jejaring intelektualnya murni berdasarkan fakta-fakta peristiwa.

“ Langkah itu pun harus dilakukan secara transparan dan akuntabel, sehingga tidak terjadi generalisasi penindakan, yang justru akan melemahkan independensi dan netralitas Polri,” katanya.

Untuk menyikapi hal tersebut, Hendardi menyarankan agar Polri memilih pendekatan preventif yang demokratik . Sebab, pendekatan represif yang tidak terukur hanya menyenangkan penyebar hoaks dan kekuatan-kekuatan yang mempolitisasi isu PKI di tengah kontestasi politik.

“Pendekatan represif ini pula yang justru akan mengoyak dukungan kelompok prodemokrasi pada Jokowi dan mengikis elektabilitasnya saat kontestasti politik itu tiba,” ujarnya.

Sejalan dengan langkah penegakan hukum, kata Hendardi, edukasi publik untuk meningkatkan literasi media menjadi tugas banyak pihak. Bahkan, publik dituntut menjadi bagian dari pemberantas hoaks dengan senantiasa kritis membaca dan menyimak berita, tidak menyebarkan hoaks, dan melaporkan pihak-pihak yang memproduksi hoaks. “Sebab, hoaks adalah sampah demokrasi,” pungkas Hendardi. (Tjg/Sir)

Previous Post

Proyek Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung Dikucuri Dana Rp 250 Miliar

Next Post

Didukung 12 Kelompok Nelayan, Koster Janji Kembangkan Industri Garam

Next Post
Didukung 12 Kelompok Nelayan, Koster Janji Kembangkan Industri Garam

Didukung 12 Kelompok Nelayan, Koster Janji Kembangkan Industri Garam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

Lomba Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung 2025: “Bhandana Bhuhkala Festival” Resmi Berakhir

4 bulan ago
ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

ASDP Gilimanuk Siapkan 54 Kapal Penumpang Hadapi Arus Mudik Lebaran 

4 bulan ago
Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

Penyeludupan Enam Ekor Penyu Hijau Berhasil Digagalkan

4 bulan ago
IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

IC Consultant Bali Gelar Edukasi Pajak untuk Pengusaha

4 bulan ago
Suara Bali

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

  • Redaksi
  • Ketentuan
  • Kode Etik

No Result
View All Result
  • Home
  • Bali
  • Nasional
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Suara Bali TV
  • Tokoh
  • Komunitas
  • Wake Up

© 2023 PT Suara Bali Media - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In