Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa
Denpasar, suarabali.co.id – Pemkot Denpasar mencatat sebanyak 1.322 jiwa di Kota Denpasar masih alami kemiskinan ekstrem. Meski begitu, angkat tersebut lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 lalu, angka kemiskinan ekstrem mencapai 2,97 persen. Namun di tahun 2023 menurun sebesar 0,29 persen menjadi 2,68 persen.
Dilansir nusabali com, Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat diwawancarai, Selasa (12/12). Menurutnya, meskipun angka kemiskinan menurun, namun angka indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan meningkat. Itu artinya, masyarakat Kota Denpasar di skala miskin dengan sangat miskin jaraknya sangat lebar.
Pihaknya berkomitmen kemiskinan ekstrem pada tahun 2024 menjadi nol persen. Dia mengatakan, telah memiliki data kemiskinan ekstrem by name by address. Saat ini ada sebanyak 330 kepala keluarga (KK) yang berada di garis kemiskinan ekstrem dengan total sebanyak 1.322 jiwa yang mengalami kemiskinan ekstrem.
Arya Wibawa menambahkan, indikator kemiskinan ekstrem ini yakni penghasilan satu KK berada di bawah Rp 778.000. Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem ini, pihaknya melakukan bedah rumah jika diperlukan. “Kemudian ada pelatihan yang kami berikan kepada warga yang masuk kategori kemiskinan ekstrem dan termasuk tenaga kerja,” jelasnya.