Denpasar, suarabali.com – Video sampah di Manta Point, Nusa Penida, Bali, yang direkam wisatawan Inggris, Richard Horner, dan sempat viral beberapa waktu lalu merupakan kejadian insidental yang disebabkan oleh arus laut. Demikian kesimpulan yang disepakati dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta.
Selain Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, rapat tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana, perwakilan TNI AL, Kementerian Perhubungan, Kapolda Bali, Bupati Tabanan, Plt. Wali Kota Denpasar, Wakil Bupati Badung, tim World Bank, LSM Lingkungan, dan instansi terkait lainnya.
Rapat tersebut membahas penanganan sampah di Bali. Salah satu poin pembahasan adalah hasil investigasi tim Kemenko Maritim bersama instansi terkait menyangkut video sampah plastik di Manta Point yang dibuat wisatawan Inggris, Richard Horner.
“Menurut data dan pengamatan yang dikumpulkan tim Kemenko Maritim bersama instansi terkait, termasuk LSM lingkungan, mulai tanggal 1 sampai tanggal 10, tidak ada laporan sampah di Manta Point selain pada hari yang dilaporkan wisatawan tersebut,” ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Dewa Gede Mahendra Putra, dalam siaran persnya di Denpasar, Selasa (13/3/2018).
Menurut birokrat asal Buleleng ini, tim bertemu langsung dengan Richard Horner di sekitar lokasi dan mendapat pengakuan bahwa ia sudah berkali-kali menyelam di Manta Point dan tidak menemukan sampah di luar waktu tersebut.
Berdasarkan hasil analisa ahli dari ITB yang dipaparkan Tim Kemenko Maritim, perairan di Nusa Penida dipengaruhi oleh angin muson barat daya dan arus lintas Indonesia yang bergerak dari utara melalui Selat Lombok. Itu sebabnya, dengan kondisi pasang-surut, sampah di laut bisa saja muncul dan berlangsung dalam hitungan jam.
Meski demikian, Dewa Mahendra memastikan pemerintah tidak tinggal diam terhadap masalah sampah tersebut. “Bapak Menko Maritim sudah memerintahkan agar membuat rencana aksi untuk mengatasi masalah ini,” katanya.
Salah satunya dengan menerima masukan Pemerintah Provinsi Bali untuk memasang penangkap sampah (trash trap) di sungai-sungai di Bali. Sehingga, sampah tidak terbawa ke laut. Pemprov Bali, menurut dia, sudah memasang penangkap sampah di empat sungai dan hasilnya memuaskan.
Pemprov Bali juga terus mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar dan melibatkan desa pakraman maupun komponen masyarakat lainnya dalam upaya penanganan sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali juga sudah menyampaikan secara langsung permasalahan yang dihadapi di daerah agar mendapat perhatian pemerintah pusat.
Rapat tersebut juga membahas bagaimana instansi terkait seperti pemerintah Kabupaten/Kota, Kepolisian, Dinas Perhubungan, Angkatan Laut, dan dunia usaha juga akan dilibatkan dalam penanganan sampah, baik di hulu maupun di hilir. “Upaya penjaringan sampah dengan kapal dan penegakan hukum menjadi bagian dari solusi yang dibahas,” jelas Dewa Mahendra.
Selain itu, persoalan sampah di TPA Suwung, sampah kiriman serta rencana pengolahan sampah menjadi energi menjadi topik pembahasan rapat. (Sir)