Denpasar, suarabali.com – Forum Peduli NKRI bekerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Provinsi Bali menggelar tablik akbar di Masjid Agung Sudirman, Denpasar, Senin (19/3/2018) malam. Tablik akbar yang dihadiri lebih dari 2.500 jamaah ini berlangsung aman dan tertib.
Tablik akbar yang mengusung tema ‘Pancasila sebagai Refleksi dari Falsafah, Budaya, Bangsa, dan Islam’ itu juga dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh agama. Di antaranya, Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda) Polda Bali Kombes Pol. Wahyono, Direktur Intelijen Polda Bali Kombes Pol. Akhmad Jamal Juliarto, Aster Kodam IX Udayana mewakili Pangdam IX Udayana, Ketua PBNU Provinsi Bali KH Musthofa, dan KH Shodiq.
Da’i kondang Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dari Pekalongan tampil sebagai penceramah dalam kegiatan tersebut. Tablik akbar tersebut dijaga 150 personel dari unsur Polri, TNI, pecalang, dan Banser NU.
Dalam ceramahnya, Habib Muhammad Lutfi menyampaikan bahwa kebersamaan antara pemerintah, TNI, Polri, dan para tokoh agama dalam memandang keutuhan NKRI sangat diperlukan. Sehingga, NKRI tidak dapat dipecah belah oleh pihak-pihak yang ingin mengacaukan negara Indonesia.
Lutfi menambahkan, nilai yang terkandung di dalam Pancasila bukan semata-mata dibuat oleh pendiri bangsa guna kepentingan satu kelompok, agama, atau golongan tertentu, melainkan demi keutuhan NKRI.
“Dukungan ulama dan umaro kepada keutuhan NKRI jangan dipandang sebagai kepentingan politik. Namun, diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan, sehingga negara Indonesia diharapkan menjadi negara yang benar-benar dapat melindungi warganya,” katanya.
Lutfi mengataka bangsa Indonesia yang terdiri dari 700 suku ini merupakan anugerah dari Allah SWT (Tuhan Yan Maha Esa). “Heterogenitas ini dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa,” ujarnya. (Sir)