Tabanan, suarabali.com – Warga Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, merayakan puncak acara tradisi mesuryak, Sabtu (9/6/2018). Perayaan tradisi ini diwarnai rebutan uang pecahan Rp 1.000 hingga Rp 50 ribu yang berterbangan.
Tampak ratusan warga antusias berebut lembaran uang yang beterbangan. Ada yang saling dorong hingga terjatuh untuk mendapatkan lembaran uang kertas yang sengaja ditebarkan tersebut.
“Mesuryak merupakan wujud syukur kami kepada Tuhan dan leluhur yang telah memberikan anugerah selama ini,” kata warga Desa Adat Bongan Gede, Ngurah Surya, seperti dikutip dari detik.com.
Untuk nominal uang yang digunakan dalam mesuryak ini jumlahnya berbeda. Tergantung kemampuan masing-masing keluarga. Mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 10 juta. Bahkan ada juga yang menggunakan uang pecahan dolar Amerika.
“Saya dapat 1 dolar,” kata I Gede Putu Wisnu Arta Wijaya yang ikut berebut uang.
Wisnu juga mengaku cukup kesulitan saat berebut uang. Dia juga mengaku beberapa kali kena pukul dan sikut.
Sementara Kelian Adat Banjar Bongan Gede, I Nyoman Parwata, menjelaskan tradisi ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Awalnya mesuryak menggunakan pis bolong atau uang kepeng. Seiring perkembangan jaman, uang kepeng diganti dengan uang kertas.
“Mesuryak ini simbol dari keramaian dan kebahagiaan pada masyarakat kami. Uang yang diterbangkan itu sebagai wujud memberikan bekal kepada leluhur yang kembali ke alam sana (nirwana) pada hari raya Kuningan,” terang Parwata.
Sebelum menebar uang, ada persembahyangan yang dilakukan. Uang dalam berbagai pecahan ini dipersembahkan kepada para leluhur bersama banten atau sesaji.
Selain sembahyang di pura, masing-masing keluarga juga bersembahyang di depan rumah yang akan digunakan menjadi lokasi mesuryak. (*/Sir)