Buleleng, suarabali.com – Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace), melakukan simakrama dengan ribuan warga di Balai Desa Windu Sabha Budaya, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Rabu (4/4/2018).
Sejak pagi, ribuan warga sudah terlihat tumpah-ruah untuk menyambut kehadiran pria kelahiran Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula tersebut. Maklum, Kecamatan Tejakula merupakan kampung halaman cagub Wayan Koster.
Selain sebagai putra asli Kecamatan Tejakula, Koster selama tiga periode sebagai anggota Komisi X DPR RI juga telah banyak berbuat untuk Kabupaten Buleleng, terutama di sepuluh desa yang ada di Kecamatan Tejakula. Di antaranya, pembangunan sekolah mulai dari PAUD hingga SMA/SMK, beasiswa warga miskin, pembangunan wantilan, pemugaran pura, dan pipanisasi.
Hadir dalam simakrama tersebut, Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Gede Supriatna, Ketua DPC PDIP Putu Agus Suradnyana, kader PDIP Buleleng Nyoman Sutjidra, anggota DPRD Bali Dewa Nyoman Rai, Gede Kesuma Putra, para anggota Fraksi PDIP Buleleng, penyanyi Mr. Botax serta sejumlah tokoh di Kecamatan Tejakula.
Cagub Wayan Koster usai menyampaikan visi-misi dan program kerja mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat Kecamatan Tejakula. “Tiyang suksma ping banget nggih, sampun nyarengin tiyang. Nyarengin nindihin nyame gelah,” katanya.
Koster menegaskan komitmenya dalam membangun Bali untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama Kabupaten Buleleng yang masih tertinggal dengan kabupaten/kota lain di Bali. “Tiyang lascarya sekala lan niskala ngayah untuk masyarakat Bali,” sebutnya.
Sementara Ketua DPC PDIP Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan Pilgub Bali 2018 merupakan momentum yang tepat bagi Buleleng untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari kabupaten/kota lain di Bali.
“Karena sekarang calon gubernurnya, Pak Koster dari Buleleng, tentu punya ikatan emosional dengan Buleleng. Terus satu jalur dengan bupatinya, jadi akan memudahkan untuk koordinasi terkait pembangunan dengan pemerintah di atasnya, yakni Pemprov Bali,” jelasnya.
Mengejar ketertinggalan pembangunan di Buleleng, menurut dia, masih membutuhkan campur tangan pemerintah provinsi. Sebab, Pemkab Buleleng memiliki keterbatasan anggaran, padahal potensi daerahnya luar biasa.
“Seperti pembangunan short cut Denpasar-Singaraja sebagai aksesibilitas ataupun pembenahan Pelabuhan Celukan Bawang yang akan mampu menarik investasi kemari. Dengan begitu, akan menggerakan roda ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi, masyarakat Buleleng tidak perlu lagi mencari kerja ke Denpasar seperti sekarang ini. Karena sekarang di sini peluang kerja memang sedikit,” paparnya. (*/Sir)