Lombok, suarabali.com – Anggota Komisi V DPR RI Yoseph Umar Hadi mendorong agar para penentu kebijakan segera mengaji kembali terkait anggaran dan peralatan yang dimiliki Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG.
Dia menilai Indonesia sangat membutuhkan badan seperti BMKG, karena letak geografis Indonesia berada pada garis rawan bencana.
Menurut dia, peralatan kalibrasi bencana yang dimiliki BMKG masih sangat minim. Di sisi lain, dia memuji kinerja BMKG. Jika peralatan tersebut tidak segera diperbaharui, maka selama itu pula early warning system yang dilakukan tidak berjalan baik.
“Menurut saya, adalah sebuah kesalahan ketika para elite membuat kebijakan pemotongan anggaran belanja. Padahal, untuk BMKG sendiri, belanja peralatan merupakan hal yang vital untuk kalibrasi bencana. Sehingga, selama ini early warning system tidak berjalan dengan baik,” tegasnya saat mengikuti Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (23/8/2018).
Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan pentingnya early warning system untuk meminimalisasi jumlah korban gempa. Dia mengamini bahwa manusia tidak bisa menghindar dari bencana. Namun, yang terpenting sebenarnya adalah merekayasa gempa tersebut.
“Kegiatan early warning system itu sangat penting. Saya pikir korban itu bisa kita minimalisir jika informasi jauh hari sebelumnya sudah disampaikan kepada masyarakat. Sebenarnya gempa itu datangnya dari skala kecil, kemudian eskalasinya baru membesar. Nah, yang kecil ini tidak akan bisa terdeteksi apabila kita tidak memiliki sensor yang sensitif,” ujarnya. (*)