Denpasar, suarabali.com – Kegiatan sosial mewarnai perayaan HUT ke-230 Kota Denpasar. Kali ini, lembaga Pemberantasan Penyakit Tuberculosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Denpasar menyerahkan bantuan berupa sembako kepada para penderita tuberculosis (TB) yang kurang mampu, Jumat (23/2/2018).
Ketua PPTI Cabang Kota Denpasar I Made Sudhana Satrigraha mengatakan pemberian bantuan sembako tersebut merupakan wujud kepedulian untuk mendukung para penderita TB agar lekas sembuh. Selain itu, PPTI Cabang Kota Denpasar juga terus memberikan pendampingan pada penderita dengan menyosialisasikan minum obat yang tepat PMO (pengawas penelan obat).
“Dengan demikian, kami berharap penderita TB yang meminum obat dalam jangka waktu cukup panjang, yaitu enam bulan, benar-benar mengikuti aturan dalam meminum obat. Sehingga, tidak terjadi resistensi atau kuman menjadi kebal bila tidak mengikuti aturan meminum obat,” katanya.
Dia berharap semua penderita TB mengikuti aturan dalam meminum obat. Sedangkan untuk PMO, benar-benar melakukan pengawasan terhadap penderita TB, sehingga dapat mengikuti aturan dalam minum obat. Made Sudhana juga meminta peran masyarakat untuk turut menyosialisasikan penceghan TBC.
Kabid Bina Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Denapasar, IB Eka Putra, mengatakan penyakit TB disebabkan oleh kuman. Penyebarannya disebabkan beberapa faktor, di antaranya, faktor kesehatan diri sendiri dalam kondisi lemah dan lingkungan yang kurang sehat. Untuk itu, Eka Putra berharap masyarakat menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih.
Terkait jumlah penderita TB di Kota Denpasar, Eka Putra mengatakan setiap tahun mengalami peningkatan. Tahun 2016, jumlah penderita TB dari hasil rotegen, laborarium, paru, dan anak mencapai 1168. Sedangkan tahun 2017, jumlah penderita mencapai 1217. Jumlah ini jauh lebih kecil dari hasil survei yang dilakukan WHO dimana penderita lama dan baru ditemukan kasus 660 per 100 penduduk.
Jika penduduk Denpasar diasumsikan 800 ribu jiwa, diperkirakan terdapat 5.280 penderita. Peningkatan penderita TB juga dampak dari adanya penyakit HIV/Aids dan penyakit lainnya seperti kencing manis.
Di samping itu, kemungkinan sulitnya menemukan penderita mengingat banyak yang tidak bersedia memeriksakan diri ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Meski demikian, kata dia, untuk penderita yang telah sembuh dari TB mencapai 90,82 persen pada 2016. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 73,61 persen.
Dia menjelaskan, peran PPTI sangat penting dalam menuntaskan kasus TB di Kota Denpasar. “Kami harapkan PPTI Kota Denpasar terus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya TB,” ujarnya.
Terlebih lagi PPTI Cabang Kota Denpasar telah mempunyai kade-kader yang tersebar di empat kecamatan. Tentunya, peran para kader ini sangat besar dalam menuntaskan kasus TB di Kota Denpasar.
Salah seorang penderita TB, Ni Wayan Suni, mengaku perhatian Pemerintah Kota Denpasar melalui PPTI Cabang Kota Denpasar sangat besar dan selalu memberikan pendampangan pada penderita. Bahkan, petugas kesehatan dan PPTI Kota Denpasar langsung datang ke rumah-rumah untuk memberikan pengawasan terhadap para penderita. (Dsd/Sir)