Badung, Suarabali.co.id – Senin (8/5/2023) menjelang siang, lalu lintas di Jalan Raya Kuta, Kabupaten Badung, Bali, mendadak tersendat. Kendaraan yang melintas di jantung destinasi turis mancanegara ini sempat tak bisa bergerak.
Penyebab kemacetan itu bukan karena kesemrawutan lalu lintas di persimpangan. Rupanya ada ritual ngaben yang menjadi kearifan lokal menyusuri jalan-jalan protokol di Kuta.
Meski sempat menimbulkan kemacetan lalu lintas, para pengendara, terutama para turis mancanegara, tidak mengeluh. Mereka justru tampak menikmati prosesi upacara ngaben itu.
Turis-turis yang berjalan kaki di pedestrian Jalan Raya Kuta menghentikan langkahnya. Mereka menonton upacara ngaben di jalan itu.
Upacara ngaben merupakan ritual pemakaman agama Hindu, agama yang dianut mayoritas penduduk Bali.
Berbeda dengan upacara kematian lainnya, ada beberapa rangkaian unik yang wajib dilakukan keluarga saat melangsungkan ngaben.
Salah satunya, tak boleh menunjukkan rasa sedih atau duka ketika prosesi sakral ini berlangsung. Upacara ini dinilai sebagai acara kebudayaan yang wajib dilakukan ketika ada seseorang yang meninggal dunia.
Dalam bahasa Hindu, ngaben berarti memisahkan jiwa dari jasad. Pemisahan jasad ini dilakukan melalui kremasi.
Penganut Hindu percaya bahwa upacara kremasi akan membawa kembali tubuh almarhum ke dasar alami tubuh. Ini berkaitan dengan energi air, panas, angin, dan bumi pada alam. (Sir)