Nusa Dua, suarabali.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan BNPB dan BPBD sebagai organisasi penanggulangan bencana perlu menekankan pada beberapa aspek. “Organisasi ini memberi manfaat sebesar-besarnya untuk rakyat,” katanya saat membuka Rapat Kerja Nasional Penanggulangan Bencana di Nusa Dua, Badung, Rabu (21/2/2018).
Pandangan tersebut memberikan makna bahwa negara hadir di tengah rakyat dalam penanggulangan bencana. “Rakyat menjadi titik fokus dalam perencanaan kegiatan penanggulangan bencana dan selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk rakyat,” jelasnya.
“Saya sudah melihat di lapangan, bapak dan ibu hadir secara fisik bekerja keras dan mengerahkan sumberdaya. Saya sangat mengapresiasi itu,” imbuhnya.
Pandangan kedua, kerja tuntas dan fokus pada hasil akhir. Willem menjabarkan pandangannya bahwa BNPB dan BPBD jangan terpaku pada proses namun lalai di hasil akhir.
Menurut Willem, kedua institusi tersebut perlu fokus pada kegiatan prioritas yang dapat memberikan dampak besar dan dikerjakan secara totalitas dan tuntas. Willem mencontohkan, prioritas dibutuhkan karena anggaran yang terbatas.
Pandangan ketiga, BNPB dan BPBD berpegang pada emergency mindset dan pantang terhadap business as usual. Hal itu dilatarbelakangi bahwa BNPB dan BPBD merupakan institusi yang dinamis dan harus siap setiap saat, siap dari sisi organisasi, dan siap dari sisi individu.
“Semua harus memiliki emergency mindset. Artinya, cepat dalam berpikir, mengambil keputusan dan bertindak, serta selalu siap kapan pun ketika dibutuhkan oleh organisasi,” kata Willem.
“Jangan terpaku pada rutinitas. Jadilah organisasi yang sibuk memperbaiki diri dan sibuk membuat terobosan serta tidak cepat puas atas apa yang sudah dicapai,” imbuhnya.
Pandangan keempat, organisasi yang berbasis sistem dan teknologi. Willem mengatakan teknologi dan inovasi dibutuhkan untuk mengubah cara bekerja dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam penanggulangan bencana. Sistem dan teknologi yang dibangun harus mampu menembus ego sektoral dan mendorong kinerja organisasi.
Menutup arahan kepada para peserta, Willem juga menekankan pada aspek sumber daya manusia yang terpilih, terdidik, dan terlatih. Menurut dia, penguatan sumber daya manusia merupakan pilar utama BNPB dan BPBD dan harus menjadi prioritas.
“Harus ada master plan penguatan sumber daya manusia, sehingga pelatihan dan penguatanya dapat dilakukan secara sistematis, bertahap, berjenjang, dan terukur sesuai dengan bidang dan jabatan untuk semua level,” jelasnya.
Sehubungan dengan sumber daya manusia tersebut, BNPB sedang merencanakan untuk membentuk akedemi yang bertujuan memberikan solusi strategis dan jangka panjang untuk membangun sumber daya manusia yang tangguh dan profesional. (Dsd/Sir)